13.12.08

Tertegun dengan Tari Topeng Malangan

Beragam kesenian tradisional kemarin meramaikan SMAK St.Albertus Dempo, Malang Mulai dari kesenian jaran kepang, wayang topeng, hingga wayang kulit. Ajang ini untuk mengenalkan budaya tradisional yang sudah mulai luntur di kalangan anak muda sekarang.

Tak hanya para siswa saja yang meramaikan acara tersebut, tetapi guru-guru juga turut serta. Seperti kesenian wayang kulit, yang menjadi dalang adalah guru dan tim pemain gamelan dilakukan oleh para siswa. "Meriah, saking jarangnya dekat dengan kesenian tradisional, para siswa banyak yang terheran-heran. Ada juga yang berdecak kagum," kata koordinator seni wayang dan karawitan, Hadi Pratikno, di sela Dempo Education Fair kemarin.

Ada juga pertunjukan kesenian khas Malangan yakni tarian topeng dari paguyuban seni tari topeng dari Desa Jabung, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang. Adapun cerita yang diusung Kawine Gunung Sari. Saat melihat pertunjukan itu, para siswa yang hanya bisa tertegun dan melihat dengan cermat setiap adegan yang ditampilkan para pemain tari topeng. "Bagus juga ya. Ternyata kami tidak tahu detail tentang tari topeng ini," ujar Siska, salah satu siswa.

Selain kesenian tradisional, siswa juga diberikan pengetahuan tentang penggunaan tenaga surya, roket air, membuat es krim hingga kampanye lingkungan. Semua ini diberikan untuk memadukan bakat dan minat siswa. Artinya setiap siswa harus mengembangkan keseimbangan antara mempelajari kesenian, dan sains. Dengan demikian, bangsa ini akan menjadi bangsa yang maju, namun tidak akan melupakan kebudayaan lokal. "Tentunya sangat ironis, bila siswa di sini sangat pandai bahasa asing dan sains, namun melupakan kesenian dan budaya lokal," ujarnya.

Terkait kampanye lingkungan, para siswa diberikan gambaran tentang kondisi hutang yang semakin gundul akibat pemotongan liar. Dari gambaran ini para siswa diharapkan menjadi motivator di setiap lingkungannya untuk melestarikan hutan. Langkah ini diperlukan karena hutan adalah sumber penghidupan karena menghasilkan air. "Bisa dibayangkan, kalau manusia ini kekurangan air. Tentunya bahaya kematian mengancam," kata Tik. jawapos.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar