5.12.08

Murid Belajar Sambil Berdiri

Kupang: Siswa SD Dusun Dendeng, Desa Noelbaki, Kupang, Nusa Tenggara Timur, sejak enam bulan terakhir terpaksa belajar sambil berdiri. Pasalnya, tak ada satupun bangku untuk diduduki. Meski keadaan memprihatinkan, mereka tetap semangat untuk belajar selama tiga jam sehari. Namun, jika lelah guru mengizinkan untuk beristirahat.

Kehidupan di Dusun Dendeng memang serba sulit. SD Dusun Dendeng berdiri darurat dengan meminjam balai pertemuan desa. Bagaimana tidak, sekolah induk letaknya belasan kilometer dari desa mereka. Sementara para murid rata-rata berjalan kaki dari rumah.

Di Serang, Banten, anak-anak putus sekolah harus menyambung hidup dengan memeras minyak goreng sisa. Uang belasan ribu rupiah yang mereka dapatkan, dipakai untuk menyambung kelangsungan hidup.

Royani alias Eeng, warga Kampung Lebak Sirih, Kelurahan Unyur, Serang, setiap pukul tujuh pagi harus berjalan kaki sekitar tiga kilometer. Bukannya menuju ke sekolah, melainkan Eeng pergi ke Pasar Rau guna memeras minyak goreng sisa. Bersama rekan rekannya, Eeng sudah dua tahun menjalani aktivitas itu.

Setiap hari Eeng mendapatkan sekitar tiga liter minyak goreng curah. Selanjutnya minyak tersebut dijual kembali dengan harga Rp 15 ribu. Eeng melakukan pekerjaan itu demi menyambung kelangsungan hidup. Aktivitas tersebut terpaksa Een lakukan karena kedua orangtuanya sudah tiada. Ia kini hanya tinggal dengan nenek dan seorang adiknya yang masih duduk di kelas tiga Sekolah Dasar. liputan6.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar