20.12.08

Belajar di Balik Bilik Bambu

Dari balik dinding kelas yang terbuat dari bilah-bilah bambu, Dedi seakan malu-malu ingin mengatakan: "Inilah ruang kelasku!" Dengan lantai dan atap seadanya, di ruangan inilah para murid Sekolah Dasar Katolik Malaka Tengah Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, menuntut ilmu. Sekat antarkelas dan dinding bambu, memang tak bisa membuat para murid berkonsentrasi.

Para guru saat ini hanya bisa mengelus dada. Sudah lima tahun dana perbaikan diajukan ke pemerintah daerah. Belasan proposal pun telah dikirimkan ke para donatur, tapi hasilnya masih nihil.

Nasib yang hampir sama dirasakan puluhan siswa SD Dusun Dendeng, Desa Noelbaki, Kupang, NTT. Malah keadaannya lebih parah. Selain bangunan yang sangat memprihatinkan, para siswa harus belajar sambil berdiri karena tidak mempunyai bangku. Memang lelah kalau harus berdiri seharian. Para guru pun kerap mengizinkan mereka untuk beristirahat.

Sementara, siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri Lamaknen, Kecamatan Weluli, Kabupaten Belu, NTT, juga kini waswas. Gedung sekolah mereka terancam ambruk setelah 13 tahun silam terkena gempa. Boleh dikatakan, 13 tahun tanpa adanya perbaikan. Kini, setiap ada angin kencang, para murid terkadang menyelamatkan diri. Mereka khawatir tertimpa bangunan.

Belajar di tengah rasa khawatir memang tidak menyenangkan. Kepala sekolah mengaku telah belasan kali mengajukan dana perbaikan. Namun, harapan tinggallah harapan. liputan6.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar