17.4.09

SD Juara, Sekolah Bagi Anak Miskin

Demi mendukung program pendidikan gratis untuk warga kurang mampu, sebuah yayasan berskala nasional mendirikan sekolah dasar (SD) gratis untuk warga miskin. Hebatnya, sekolah gratis ini bukan sekolah ala kadarnya, seperti sekolah swadaya lainnya. Tapi, lengkap dengan fasilitas dan kegiatan yang tidak kalah dengan sekolah lainnya.

Salah satunya SD Juara di kawasan Cideng, Jakarta Pusat. Sekolah yang didirikan setahun lalu ini telah menumbuhkan harapan baru bagi warga miskin. Setidaknya anak-anak mereka bisa mengenyam bangku pendidikan tanpa harus mengeluarkan biaya sepeser pun.

Menurut R Sriharto, Kepala Sekolah SD Juara, meski tidak memungut biaya sedikit pun dari siswa, sekolah tetap mempertahankan mutu pendidikannya. Selain mengikuti kurikulum nasional pada umumnya, berbagai kegiatan ekstrakurikuler juga diadakan. Belum lagi fasilitas pendidikan seperti komputer yang juga tersedia.

SD Juara adalah salah satu program rumah zakat di bidang pendidikan. Selain di Jakarta, SD Juara juga ada di Bandung, Jawa Barat, dan Pekan Baru, Riau. Kini, dengan adanya sekolah gratis tersebut semangat anak-anak untuk meraih cita-cita dapat bangkit kembali. Sebab, ketidakmampuan ekonomi untuk biaya sekolah sempat membuat mereka patah arang. (liputan6.com)


[+/-] Selengkapnya...

Guru Kurang, Sekolah Hanya Dua Kali Seminggu

Belum semua anak Indonesia bisa menikmati pendidikan sekolah dasar secara normal. Di Bale Rawa, Sanggau, Kalimantan Barat misalnya, kurangnya guru membuat siswa hanya bersekolah dua kali seminggu.

Belajar berkelompok di malam hari merupakan kegiatan tetap siswa SD Bale Rawa. Ini karena materi pembelajaran di sekolah belum sepenuhnya mereka terima. Sekolah yang berlangsung dua kali dalam seminggu membuat siswa dan orangtua harus melengkapi materi pelajaran di luar jam sekolah.

Sarana dan fasilitas ruangan belajar juga memprihatinkan. Lantai kelas yang terbuat dari kayu sudah rusak sehingga berbahaya bagi siswa maupun guru.

Sarana transportasi yang sangat sulit menjadikan guru untuk tidak bisa hadir setiap hari. Jarak yang hanya delapan kilometer dari Kecamatan Tayan harus ditempuh selama satu jam dengan kendaraan roda dua. Tempat tinggal para guru yang sudah disiapkan tidak pernah terpakai hingga kondisinya pun rusak parah. liputan6.com


[+/-] Selengkapnya...

9.2.09

UI Bangun Perpustakaan Terbesar di Asia

Universitas Indonesia (UI) Depok berencana membangun perpustakaan terbesar di Asia di lahan seluas 24.000 m2 dengan nama Kristal Knowledge. Rencananya perpustakaan tersebut akan mengoleksi 5 juta judul buku dari pelbagai bidang keilmuan.

Rektor Universitas Indonesia Gumilar Rusliwa Soemantri mengatakan, target pembangunan dijadwalkan rampung pada Desember tahun ini. "Kepada saudara yang ingin melanjutkan ke jenjang program S2 dan S3 di UI nanti dapat ikut menikmati fasilitas perpustakaan terbesar di Asia ini," katanya.

Gumilar mengklaim, Kristal Knowledge baru dapat difungsikan tahun 2010. Perpustakaan ini juga merupakan pengembangan dari perpustakaan yang telah ada sebelumnya. Artinya, dari sisi luas, banyaknya buku, tata letak, dan suasana Kristal Knowledge lebih mumpuni ketimbang UPT Perpustakaan Pusat saat ini.

UPT, kata Gumilar, berdiri di lahan seluas 5.926 m2. Yang bangunananya terdiri dari dua bangunan, yaitu Gedung A (1.764 m2) yang berlantai 2, dan Gedung B (4.162 m2) yang berlantai 4.

Lokasinya berdekatan dengan Gedung Rektorat, Fakultas Ilmu Komputer, Fakultas Ilmu Budaya (dulu Fak Sastra) dan menara air. "Rencana strategis UI pada tahun 1998-2003 adalah menetapkan agar UPT Perpustakaan UI menjadi Perpustakaan Universitas Indonesia yang modern menuju Universitas Riset. Sekarang lebih maju lagi," kata dia.

Menurutnya, Kepala UPT Perpustakaan Pusat bertanggung jawab secara langsung kepada rektor, melalui wakil rektor I (Bidang Akademik) dan berfungsi sebagai koordinator untuk perpustakaan-perpustakaan fakultas. Sementara perpustakaan fakultas bertanggung jawab kepada dekan fakultas masing-masing.

Seluruh kepala perpustakaan fakultas dan kepala perpustakaan UI mengadakan pertemuan koordinasi secara berkala. "Kedudukan, tugas pokok, dan fungsi Sistem Perpustakaan Universitas Indonesia Terpadu itu dikukuhkan dengan Keputusan Rektor No 230/SK/R/UI/1999, tanggal 16 Agustus 1999," ujar Gumilar.

Lebih lanjut, kata Gumilar, UI memiliki 12 perpustakaan fakultas, yaitu Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Matematika da Ilmu pengetahuan Alam, Fakultas Tehnik, Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Ilmu Budaya, Fakultas Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Komputer dan Fakultas Ilmu Keperawatan.

"Kristal Knowledge dirancang oleh mahasiswa UI. Perpustakaan ini diharap menjadi perpustakan moderen yang mampu memberikan gebrakan baru," ujarnya. okezone.com


[+/-] Selengkapnya...

5.2.09

Sekolah Itu Menjadi Tempat Teraman

Rani (20), duduk bersimpuh sambil mengelus kepala anaknya, Rizki Bachtiar (8 bulan), Rabu (4/2) siang. Warga Desa Telaga, Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah tersebut merupakan satu dari ratusan warga yang mengungsi, karena rumah mereka terkena longsoran. Ia sudah berada di SD tersebut sejak tiga hari lalu.

Desa Telaga merupakan satu dari sembilan desa di Kecamatan Bantarkawung, yang mengalami bencana tanah longsor. Berdasarkan data dari Kantor Kecamatan Bantarkawung, delapan desa lainnya meliputi Desa Bangbayang, Banjarsari, Cibentang, Karangpari, Waru, Cinanas, Pengarasan, dan Jipang.

Sedikitnya 500 warga yang mengungsi di SD Telaga 02. Secara keseluruhan, jumlah pengungsi di Desa Telaga mencapai sekitar 1.072 jiwa. Selain di SD tersebut, warga juga mengungsi di tenda darurat dan rumah-rumah warga lainnya yang dinilai masih aman.

Rani mengaku tidak pernah menyangka, bencana melanda desanya. Meskipun terletak di wilayah perbukitan, warga tidak siap mengalami kejadian tersebut, karena longsor belum pernah terjadi di sana. "Sampai sebesar ini, belum pernah ada longsor di desa saya," ujarnya.

Selama ini, ia tinggal bersama ayahnya, Munasor (52), suaminya, Cipto (25), dan anaknya, Rizki. Saat kejadian, mereka sedang bersantai di dalam rumah.

"Tiba-tiba, terdengar suara gemuruh dan gemeretak dari lantai serta dinding rumahnya. Saat itu malam har i, hujan deras. Lampu listrik mati dan tetangga-tetangga pada berteriak," katanya.

Bersama dengan keluarganya, Rani berlari menyelamatkan diri. Ia tinggal di masjid desa setempat. Namun karena lokasi masjid juga berdekatan dengan daerah yang terkena longsoran, pada Senin siang ia kembali mengungsi ke SD Telaga 02.

Rani mengaku sedih dengan kejadian tersebut. Ia takut kembali ke rumahnya, karena kondisi tanah perbukitan masih bergerak secara perlahan. Padahal, anaknya membutuhkan tempat yang amam dan nyaman.

Dalam lokasi pengungsian, bayi tersebut hanya tidur beralaskan kasur dan tikar yang digelar di salah satu ruang kelas. Meskipun terbuat dari ubin, lantai sekolah tersebut dingin dan terasa lembab. Saat ini, Rizki juga mulai terserang demam.

Tidak hanya Rani yang mengalami kesedihan akibat harus mengungsi. Kosidin (42) juga terpaksa membawa keluarganya menginap di sekolah tersebut, karena rumah mereka rusak terkena longsor. "Tanah di bawah rumah terbelah, sehingga rumah kami sudah tidak layak huni lagi," tuturnya.

Padahal sebagai petani, ia telah bersusah payah mengumpulkan uang untuk bisa membangun rumah tersebut. Selain dirinya, isteri, dan satu anak, rumah bertingkat dari tembok miliknya juga ditempati keluarga mertuanya, Abdulah (60), serta keluarga adiknya, Mu takin (35). Secara keseluruhan, terdapat 10 penghuni di dalam rumah tersebut.

Meskipun sedih, Kosidin tidak memiliki pilihan lain. Saat ini, sekolah tersebut merupakan tempat yang paling aman untuk mengungsi. Ia berharap agar pemerintah merelokasi warga yang rumahnya rusak terkena longsor.

Kepala SD Telaga 02, Sutomo mengatakan, lokasi SD memang dinilai paling aman, karena jauh dari perbukitan yang longsor. Meskipun dijadikan sebagai tempat pengungsian, siswa tetap diupayakan mendapat pelajaran.

Kegiatan belajar mengajar berlangsung secara bergantian dengan warga yang mengungsi. Namun karena ruang kelas dipenuhi dengan perabotan, seperti kasur, siswa terpaksa belajar secara lesehan dengan menggunakan tikar.

Pada pagi hari, warga terpaksa menunggu di luar, karena ruang kelas digunakan untuk sekolah. "Sekarang sudah ada tenda darurat di sekitar sekolah, kemarin kambing dan sapi juga dibawa ke halaman sekolah ini," katanya.

"Sekolah duduk di lantai tidak apa-apa, masih bisa menerima pelajaran," tutur Ihad Mustakin, siswa kelas IV SD Telaga 02. Meski masih kecil, bocah tersebut mengaku bisa merasakan kesedihan warga di desanya. Oleh karena itu, ia rela bersekolah dengan berda mpingan bersama pengungsi.

Hal senada juga disampaikan Siti Masruroh, siswa kelas VI SD Telaga 02. Karena sekolahnya dinilai paling aman, ia pun tidak keberatan harus sekolah secara lesehan. Gadis kecil tersebut berharap agar bencana yang melanda wilayahnya segera berakhir.

Kepala Seksi Perlindungan Masyarakat, Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Brebes, Mujahidin mengatakan, penggunaan SD sebagai lokasi pengungsian bersifat sementara. Pemerintah akan mengupayakan lokasi lain dengan menggunakan tenda, karena khawatir aktifitas sekolah terganggu.

Saat ini, bantuan tenda yang sudah diberikan meliputi 40 tenda besar, dua unit tenda evakuasi, dan 27 tenda dari PMI. Menurut dia, banyak rumah warga yang rusak karena sebagian besar merupakan rumah semi permanen. kompas.com


[+/-] Selengkapnya...

4.2.09

Sekolah Terendam, Siswa Meliburkan Diri

Banjir yang melanda wilayah Kencong ternyata tak hanya menyebabkan ribuan rumah warga terendam. Banjir ternyata juga mengakibatkan mandeknya kegiatan belajar mengajar (KBM) di beberapa sekolah. Di antaranya KBM di SD Paseban 01, 02, dan 03. Sejak banjir menerjang sekolah mereka Sabtu lalu, banyak siswa tak sekolah. Ini lantaran sekolah mereka terendam luapan Sungai Tanggul.

Sebenarnya para guru siap mengajar, namun tak ada siswa yang masuk sekolah. "Sampai saat ini semua kelas masih terendam air luapan dari sungai yang tangkisnya jebol itu," ujar Ninik Simi, kepala SDN Paseban I. Padahal, para guru telah siap mengajar para siswa yang jumlahnya mencapai 133 orang.

Untuk mengantisipasi adanya siswa yang mau belajar, lanjut dia, tiap hari para guru datang ke posko bersama yang telah disiapkan UPTD Kencong di SD Cakru 02 di Desa Paseban.

"Untuk SD sampai saat ini masih terendam sebatas dada orang dewasa. Ratusan siswa tidak mungkin bisa belajar," paparnya.

Ninik menambahkan, akibat banjir, banyak buku pelajaran yang rusak terendam banjir hingga hilang terbawa arus. "Banyak pula siswa yang mengungsi ke Lumajang maupun ke rumah saudaranya," paparnya.

Menurut Sugiono, kepala SD Paseban 02, meski tidak ada siswa yang masuk, namun para guru siap di posko yang sudah disediakan. Sehingga, bila sewaktu-waktu tenaga dibutuhkan, para guru siap mengajar. "Jumlah siswa di SD Paseban 02 mencapai 225 siswa," ujarnya.

Kondisi serupa terjadi di SD Paseban 03. Sebanyak 107 siswa hingga kemarin belum ada yang masuk karena sekolah terendam banjir.

Atas kenyataan itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jember Drs Achmad Sudiyono MSi mengimbau para siswa tetap masuk sekolah. Lokasi belajar bisa menempati rumah warga yang tidak terendam banjir atau menggunakan posko bencana yang sudah disediakan.

Tak heran bila Heri Suwono, kepala UPTD Kencong, juga telah mengupayakan pembelajaran siswa di rumah-rumah warga yang tidak tergenang air. "Tadi hanya ada 10 anak yang bisa masuk. Itu karena lokasi rumah mereka dekat dengan sekolah. Yang lain, tidak bisa karena air sampai setinggi lutut," jelasnya.

Hingga selasa kemarin, sudah ada tiga posko pendidikan yang dibuka UPTD Kencong. Yakni di SDN Cakru II, SDN Kraton II, dan Kantor UPTD Kencong. "Karena jumlah siswa cukup banyak, masih diperlukan tambahan ruang di rumah-rumah warga," paparnya.

Selain menambah ruang, pihaknya akan mengajukan tambahan buku pelajaran. Terutama untuk SDN Kencong IV karena banyak buku pelajaran yang hanyut terbawa banjir. Sedangkan untuk SDN Paseban 01 sampai 03, masih beruntung karena dokumen-dokumen penting dan buku-buku sekolah hanya basah.

Menurut Heri Suwono, tiga sekolah lain yang juga terendam adalah SDN Kencong IV, Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Kraton, dan SMP Trunojoyo Paseban.

Di lokasi berbeda, pasca banjir menerjang Kecamatan Panti hingga mengakibatkan jembatan putus, aktivitas KBM tetap berjalan lancar. Menurut Kepala UPTD Panti Hartini, sampai saat ini suasana pembelajaran masih kondusif, meski KBM tidak dilaksanakan di dalam kelas, karena menunggu perbaikan jembatan.

"Jumat jembatan putus, Sabtu pagi sudah bisa sekolah seperti biasa di rumah warga," terangnya. Setidaknya ada 92 siswa yang mengikuti pelajaran di rumah Kades dan di rumah-rumah penduduknya. jawapos.com


[+/-] Selengkapnya...

2.2.09

Siswa SLB Di Bogor Diajari Internet

Bogor - Sekolah Luar Biasa (SLB) C Dharma Wanita Kota Bogor membuka laboratorium komputer berfasilitas layanan jejaring komputer sejagat (Internet).

Kepala SLB C Dharma Wanita Kota Bogor, Mumuh W. Sumarto, mengatakan bahwa ada 10 unit personal komputer dan tiga unit laptop bantuan dari Direktorat SLB Depdiknas melalui program pembelajaran (e-learning), pada tahun anggaran 2008.

"Komputer ini bisa dimanfaatkan oleh para siswa untuk menambah keterampilan dan pengetahuan," kata Mumuh W. Sumarto, di Bogor, Jumat, usai diresmikan penggunaannya oleh Walikota Bogor, Diani Budiarto.

Dikatakan Mumuh, meskipun anak didiknya mengalami keterbelakangan mental, tapi dengan diberikannya pengetahuan komputer dan internet, amak diharapkan dapat memotivasi untuk menambah pengetahuan dan wawasan seperti siswa normal pada umumnya.

Melalui laboratorium komputer, kata dia, menjadi media pembelajaran baik bagi siswa, guru, maupun orang tua siswa.

"Jadi, labolatorium tersebut juga bisa dimanfaatkan oleh guru dan orang tua siswa yang ingin belajar komputer, " katanya.

SLB C Dharma Wanita yang berada di Jalan Malabar Kota Bogor, kata dia, sebelumnya telah mengajarkan keterampilan budi daya tanaman hias, kesenian, warung karya, terapi dan olah raga tarung derajat, serta berbagai keterampilan lainnya.

"Dengan dibuka laboratorium komputer ini, maka pengetahuan dan wawasan siswa kami bisa bertambah," katanya.

Dijelaskannya, siswa SLB C Dharma Wanita Kota Bogor saat ini ada sebanyak 90 anak, degan tenaga pendidik 17 guru.

"Jumlah siswa setiap tahun terus bertambah. Pada tahun 2007, jumlah siswa kami cuma 60 siswa," katanya.

Dikatakannya, kurikulum di SLB tidak mengenal tahun ajaran, karena setiap saat siswa bisa berkurang dan bisa bertambah.

"Peningkatan jumlah siswa, tidak perlu harus disyukuri. Tapi, yang harus disyukuri adalah meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya yang bermental terbelakang ke SLB," katanya.

Walikota Bogor Diani Budiarto mengatakan, pendidikan keterampilan di SLB C Dharma Wanita sudah cukup bervariasi.

"Untuk meningkatkan fasilitas di SLB ini, akan dibahas dalam rapat rutin bersama dinas terkait," katanya menambahkan. antara.co.id


[+/-] Selengkapnya...

Kepala Siswa Luka Dipukul Guru

Lima siswa Sekolah Menengah Kejuruan Budidaya Tanaman di Cianjur, Jawa Barat dipukul dengan gembok oleh gurunya, baru-baru ini. Kepala salah seorang siswa bocor sehingga tidak bisa sekolah. Kini, kepala siswa bernama Zaenal pun harus diperban.

Pemukulan dengan gembok diduga karena sang guru kesal terhadap Zaenal dan kawan-kawannya masih berada di kantin sekolah saat sedang diadakan siraman rohani di lapangan. Menurut para murid sang guru memang "killer". Pihak sekolah membenarkan peristiwa tersebut. liputan6.com


[+/-] Selengkapnya...

31.1.09

Tiga Bulan Berjalan, Efektif Ajak Siswa Jujur

Gagasan membentuk sikap jujur di kalangan siswa SD dari program kantin kejujuran berjalan cukup efektif. Hasilnya, program yang digagas Kejari Kota Malang di SDN Tunjungsekar I ini berjalan lancar selama tiga bulan ini. Para siswa sudah terbiasa berlaku jujur membayar dan mengambil kembalian uang jajan sendiri.

Kasek SDN Tunjungsekar I Nanik Sulistyowati mengatakan, sejak program ini digulirkan anak-anak tertib dalam membeli aneka makanan yang disediakan di kantin kejujuran. Bahkan, sekolah saat ini menambah dua kios yang disewakan kepada orang lain untuk menambah menu jajanan siswa.

Meski melibatkan pihak luar, sistem dagangan harus mengadopsi kantin kejujuran. Yakni, menyediakan jajanan sekaligus harganya. Dan, siswa yang membeli memasukkan uangnya ke dalam kaleng tempat penyimpanan uang. Bagi siswa yang uangnya ada kembalian, siswa yang mengambil sendiri. "Jadi penjual, hanya mengawasi dan menjawab pertanyaan anak-anak apabila ada yang tidak mengerti," ujar Nanik, ketika ditemui di kantin kejujuran kemarin.

Dan ketika kantin ditutup, petugas sekolah menghitung jumlah barang dengan uang yang ada di kaleng, hasilnya sama persis. Ini menunjukkan bahwa anak-anak sudah bersikap jujur, meskipun masih perlu ada pengawasan dari jauh.

Nanik mengatakan, keberhasilan ini terwujud karena setiap guru yang mengajar mata pelajaran (mapel) yang terkait kantin kejujuran setiap hari selalu mengingatkan. Seperti mapel PPKN, Agama, IPS. Jadi, setiap kali mengambil contoh dalam pelajaran itu selalu dikaitkan dengan kantin kejujuran. "Harus diakui, usia mereka masih anak-anak, lebih mudah membentuk sikap jujur. Tapi ini harus ada kesinambungan agar sikap ini terus melekat pada diri anak-anak hingga kelak dewasa," tuturnya.

Disinggung adanya mulok (muatan lokal) tentang korupsi dari kejari, Nanik mengatakan hingga saat ini belum ada materi terkait korupsi yang sebelumnya memang diwacanakan kejari saat peresmian kantin kejujuran. "Meski belum ada, untuk awalan program ini berjalan efektif. Bahkan setiap bulan, kantin ini selalu untung. Per harinya bekisar Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu," tuturnya. Namun, keuntungan itu bukan yang dicari. Tapi bagaimana dengan membentuk sikap anak mengambil barang dan membayar sesuai dengan harga yang telah diterapkan. jawapos.com


[+/-] Selengkapnya...

30.1.09

Purwantoro 1 Masuk Enam Besar

Gugus dua Kecamatan Blimbing yang berpusat di SDN Purwantoro 1 masuk enam besar provinsi dalam lomba gugus 2008-2009. Kemarin, sekolah yang berada di Jalan Raya Letjen Sutoyo Kota Malang ini kembali didatangi tim penilai dari Dinas P & K Provinsi Jatim.

"Tim kembali menilai gugus dua untuk mencari pemenang dari enam besar. Kalau berhasil, maka akan maju ke nasional," ungkap Suwarjana, kasi Kurikulum Dikdas Diknas Kota Malang, kemarin.

Ketua Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus 2 Blimbing M. Anwar mengungkapkan, keunggulan yang ditawarkan dalam gugus dua salah satunya adalah pelajaran keterampilan bernilai ekonomis kepada siswa SD. Kepada lima anggota gugus 2, produk unggulan itu disebarkan. Lima anggota gugus 2 Blimbing adalah SDN Purwantoro 2, SDN Purwantoro 4, SDN Purwantoro 6, SDN Purwantoro 8, dan SD Taman Muda 2.

Dua unggulan lainnya adalah pelibatan peran serta masyarakat dalam membina keterampilan siswa. Dan pembuatan buletin Citra Edukasi untuk menampung artikel guru, tulisan, atau puisi siswa dan info-info sekolah. "Untuk tingkat SD, tiga unggulan itu kami pandang sangat positif," kata Anwar.

Pelajaran membuat buah karya yang bernilai ekonomis bisa diberikan guru semenjak seorang anak duduk sebagai siswa sekolah dasar (SD). Dengan begitu, anak terbiasa membuat buah tangan yang bermanfaat bagi dia dan orang lain. Karena dengan karya yang bermanfaat, maka timbul nilai jual. Tidak sekadar membuat buah tangan asal-asalan yang dianggap indah bagi pembuatnya sendiri.

Buah karya bernilai ekonomis bocah SD, misalnya tempat pensil dari kaleng bekas dengan hiasan belalai gajah, replika menara petronas dari kertas bekas, wadah dari manik-manik, juga topeng Malangan dari bubur kertas. Ada juga brownies tempe dan asesoris dari pita.

Barang-barang yang dibanderol mulai Rp 2.000 hingga Rp 25 ribu tersebut kemarin dipamerkan di SDN Purwantoro 1. Pameran itu dalam rangka penilaian tingkat provinsi lomba gugus yang dipusatkan di Kecamatan Blimbing, Kota Malang.

Suwarjana menambahkan raihan juara I tingkat nasional lomba gugus kategori SD menjadi penghargaan tiga kali berturut-turut. Sementara, untuk TK baru 2008 berhasil meraih juara I. Tahun 2007, TK Kota Malang yang diwakili TK Taman Harapan hanya mampu bertahan di 10 besar Jatim. jawapos.com


[+/-] Selengkapnya...

T-Rex Untuk Kenalkan Robotika

Ingin memperkenalkan robotika di sekolah-sekolah yang ada di Bandung, SMA Kriten Trimulya menggelar Trimulya Robotic Exibition (T-Rex). Lebih dari 40 tim akan unjuk kebolehan dalam ajang kompetisi robot mulai 30-31 Januari 2009.

"Kita ingin perkenalkan robotika di tingkat sekolah. Kita ingin robotika bisa diterima dan populer di semua sekolahan," ujar Willy Virga Hidayat ST, pembina OSIS SMAK Trimulya di ruang Multimedia SMAK Trimulya, Jalan Dr Djunjunan No 105.

Menurut Willy, sudah 4 tahun kegiatan ekstrakulikuler robotika diadakan di SMAK Trimulya. Dari tahun ke tahun semakin banyak yang ikut ekstrakulikuler robotika tersebut.

"Dalam ekskul robotika di kita bukan hanya merakit tapi juga programming. Siswa tidak hanya belajar membuat atau membangun robot tapi juga memprogram agar robot tersebut bisa berjalan dengan baik," papar pria yang juga menjabat sebagai ketua pelaksana T-Rex ini.

Antusiasme peserta dalam mengikuti kompetisi ini juga sangat besar. Selain SD, SMP dan SMA Trimulya, sekolah yang lain seperti SD Bais, Science Grup, SD Pribadi, SMPK 1 BPK, SMP Bintang Mulya, SMP Yahya, SMP dan SMA Bina Bakti, SMA Santa Maria, SMA Alloysius Batununggal, serta SMAN 12 Bandung ikut dalam kompetisi.

"Kompetisi kita bagi menjadi 3 kelas, yakni kelas SD, SMP dan SMA," pungkasnya. detik.com


[+/-] Selengkapnya...

29.1.09

Mantan Kepsek SMP Divonis 1 Tahun 4 Bulan

Mantan Kepala Sekolah SMP 21 Bandung Deddy Abdul Adha divonis 1 tahun empat bulan penjara, karena terbukti bersalah menggunakan dana block grant APBN 2006-2007 senilai Rp 220 juta yang seharusnya untuk pembangunan empat ruangan kelas.

Vonis tersebut dijatuhkan oleh majelis hakim yang dipimpin oleh Imam Syafei di PN Bandung, Jalan LRE Martadinata, Rabu (28/1/2009).

Vonis ini lebih rendah dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum J Tanamal yang menuntutnya 2 tahun penjara.

Terdakwa telah menggunakan uang Rp 220 juta untuk pembangunan empat ruang kelas baru di SMPN 21, tetapi tidak menggunakan aturan juklak dan juknis pembangunan gedung sekolah yang seharusnya.

Terdakwa tidak meminta bantuan tenaga teknis bahkan terdakwa merangkap sebagai bendahara tanpa melibatkan pihak lain sesuai petunjuk pelaksana bantuan. Parahnya, bangunan empat kelas itu hingga kini belum rampung.

"Terdakwa dijerat pasal 3 ayat 1 UU RI No 31 tahun 1999 tentang tindak pidana korupsi," ujar Imam dalam pembacaan vonis.

Selain menvonis penjara 1 tahun 4 bulan, terdakwa juga dikenai denda sebesar Rp 50 juta subsider 2 bulan dan uang pengganti sebesar Rp 147,5 juta dan subsider kurungan 6 bulan. Uang pengganti ini lebih rendah dari tuntutan jaksa yang meminta terdakwa membayar uang pengganti sebesar Rp 220 juta.

"Jika tidak mampu membayar dalam satu bulan aset kekayaan akan dilelang. Kalau tidak mencukupi, maka subsider 6 bulan," ujar majelis hakim.

Kuasa hukum terdakwa, Iqbal Nugraha, mengaku keberatan dengan keputusan hakim tersebut. Pihakanua meminta waktu selama tujuh hari untuk mempertimbangkan banding. Hal sama juga dilakukan JPU. detik.com


[+/-] Selengkapnya...

28.1.09

Belajar Tanpa Rasa Takut

Belajar tanpa rasa takut. Itulah inti kampanye sejumlah pelajar sekolah menengah di Jakarta, baru-baru ini. Melalui poster, foto, dan puisi mereka satu suara untuk menghentikan berbagai bentuk bullying atau aksi ancam-mengancam disertai kekerasan yang sering terjadi di sekolah.

Romy, salah satu siswa, mengatakan, biasanya siswa yang pernah mengalami kekerasan selalu sulit tidur, gelisah, dan trauma. Lain lagi dengan Ratu. Ia lebih memilih diam setiap melihat tindakan bullying walaupun merasa kasihan.

Survei yang dilakukan Yayasan Sejiwa terhadap 1.500 siswa di tiga kota besar di Indonesia menemukan 67 persen siswa sekolah menengah pernah mengalami aneka jenis kekerasan fisik dan mental dari rekannya sendiri. Menurut Ratna Juwita, Psikolog dari Universitas Indonesia, sebaiknya setiap anak memiliki rasa percaya diri yang positif serta mau berkomunikasi agar terhindar dari perilaku kekerasan. "Siswa harus mau belajar untuk berkomunikasi dengan baik dan positif," ucap Ratna.

Sementara orangtua sebaiknya membekali putra-putrinya dengan rasa percaya diri tinggi. Ini agar sang anak tak mudah menjadi korban bullying. Sedangkan siswa baru harus berlatih untuk tak mudah merasa terintimidasi. Bila belum bisa, siswa sebaiknya sering berada dalam kelompok yang bersahabat. liputan6.com


[+/-] Selengkapnya...

24.1.09

Sekolah Ambruk, Siswa Belajar di Tenda

Ciamis: Ratusan siswa Sekolah Dasar Negeri 1 Emplak, Kalipucang, Ciamis, Jawa Barat, terpaksa belajar di bawah tenda. Pasalnya tiga ruang kelas yang ambruk sejak Desember silam hingga kini belum diperbaiki. Tiga ruang ambruk karena kondisi bangunan sudah lapuk.

Selain tiga kelas yang rata dengan tanah, kondisi empat kelas lainnya dan ruang guru sangat memprihatinkan dan membahayakan. Namun masih digunakan untuk kegiatan belajar karena tak ada ruang pengganti. Dinas Pendidikan Ciamis berjanji memperbaiki pada Mei 2009 karena dana baru akan cair sekitar April mendatang.

Selain SDN 1 Emplak, masih ada 1.200 ruang kelas di daerah Ciamis yang rusak berat dan harus segera diperbaiki. "Karena kebetulan robohnya pada akhir tahun anggaran sehingga kami belum bisa segera membangunnya," ucap Wawan Arifin, Kepala Dinas Pendidikan Ciamis. liputan6.com


[+/-] Selengkapnya...

500 Ruang Kelas SD Rusak

Sekitar 500 ruang kelas SD dan SDLB di Kabupaten Lamongan dalam kondisi rusak. Bangunan tersebut rata-rata dibangun pada 1975 hingga 1976, tetapi belum tersentuh perbaikan.

"Bangunan lokal gedung sekolah tersebut diperkirakan akan masuk daftar penghapusan. Ternyata perkiraan itu tidak terealisasi sehingga bangunan tersebut harus diperbaiki,'' kata Kasi Sarana dan Prasarana TK/SD Dinas Pendidikan Lamongan Abdurahman kepada Radar Bojonegoro, kemarin (23/1).

Menurut dia, ruang kelas yang rusak umumnya masih beratap seng dan sebagian kerangka kayunya lapuk. Dari 500 unit bangunan tersebut, 278 unit di antaranya tahun ini akan diperbaiki dengan dana alokasi khusus (DAK). "Sisanya diusulkan untuk mendapat dana perbaikan pada 2010,'' ungkapnya.

Abdurahman mengungkapkan, DAK dari APBN 2009 untuk perbaikan 278 lokal SD dan SDLB nilainya sekitar Rp 50 miliar. Itu masih ditambah dengan dana pendampingan dari APBD Lamongan 2009 sebesar 10 persen atau Rp 5,250 miliar. "Sehingga total dananya Rp 55,250 miliar, selain untuk fisik juga untuk pengadaan mebeler,'' ungkapnya.

Tidak seperti DAK 2008 yang nilainya diseragamkan Rp 250 juta per sekolah dengan jumlah 155 sekolah, kata Abdurahman, DAK tahun ini nilai per sekolah tak sama. Tapi, disesuaikan dengan tingkat kebutuhannya. "Besarnya variatif antara Rp 180 juta hingga Rp 500 juta," terangnya.

Dia menjelaskan, yang mendapat Rp 500 juta hanya SDN Kepatihan Lamongan yang merupakan hasil merger SDN Jetis V, VI, dan VII yang sebagian gedungnya dipakai untuk SMPN 1 Lamongan untuk pengembangan SBI (sekolah berstandar internasional). Sehingga perlu dibangun gedung baru untuk sekolah itu,'' jelasnya.

Abdurahman menambahkan, hingga kemarin proses perbaikan gedung sekolah itu belum bisa dilakukan karena masih menunggu petunjuk teknis (juknis) dari pemerintah pusat. "Diperkirakan baru turun Februari sehingga proses perbaikannya diperkirakan dimulai Maret mendatang,'' imbuhnya. jawapos.com


[+/-] Selengkapnya...

23.1.09

Tak Boleh Ujian karena Berambut Pirang

Seorang kepala sekolah di Inggris dikecam murid dan orang tua murid setelah melarang dua murid perempuan berusia 16 tahun masuk karena rambut mereka 'terlalu pirang'.

Raegan Booth, 16 tahun, dan Aby Western, 15 tahun, mengaku mereka diancam dikeluarkan dari sekolah oleh kepala sekolah mereka, David Alexander, jika mereka tidak mencat rambut mereka menjadi cokelat. Namun, Raegan berkeras untuk tetap mempertahankan warna rambutnya yang memang asli pirang.

Mereka juga mengklaim dipaksa untuk menerapkan kebijakan pakaian yang ketat di Sekolah Rednock di Dursley, Gloucestershire agar bisa mengikuti ujian.

"Peraturan sekolah juga menjelaskan bahwa warna rambut para murid harus alami," ujar Raegan. "Warna rambut tidak alami adalah biru, jingga, hijau, dan merah terang. Pirang adalah warna alami dan ada berbagai macam."

Raegan pun meminta agar dirinya dibolehkan mengikuti ujian. Ayah Raegan, Martin Booth, mengatakan, "Raegan adalah contoh murid yang bekerja keras saat ujian. Hasil-hasil ujiannya selalu bagus. Warna rambutnya memang alami pirang."

Alexander sendiri membantah tudingan Raegan. Menurut Alexander, ia hanya menyuruh Raegan mencat rambutnya dan setelah itu Raegan boleh ikut ujian. "Kami tidak akan menghalangi murid untuk ujian," ujar Alexander.

Alexander juga mengaku dirinya hanya menerapkan peraturan di sekolah dan peraturan tersebut telah ada sejak lama. tempointeraktif.com



[+/-] Selengkapnya...

21.1.09

Bank Mandiri Datang Merenovasi

Akibat gempa berkekuatan 7,2 SR dan 7,6 SR yang menggoyang Manokwari, ratusan bangunan di ibu kota Provinsi Papua Barat ini rusak. Salah satunya, kerusakan gedung SMA 2 Manokwari yang menjadi perhatian Bank Mandiri. Salah satu perusahaan perbankan berpelat merah ini, Selasa (20/1), memberikan bantuan biaya renovasi sebesar Rp 300 juta kepada sekolah itu.

Bank Mandiri melalui program Peduli Pendidikan merasa terpanggil dengan kejadian ini. Kami sadar bantuan ini masih jauh dari memadai, tetapi diharapkan dengan perbaikan fasilitas dan gedung sekolah maka proses belajar-mengajar dapat kembali normal, ujar Ogi Prastomiyono, Direktur Compliance and Human Capital Bank Mandiri.

Penandatanganan nota kesepahaman itu dilakukan Bank Mandiri bersama Pemkab Manokwari yang langsung dihadiri Bupati Manokwari Dominggus Mandacan dan Wakil Bupati Dominggus Buiney.

Acara penandatanganan berlangsung meriah dengan pertunjukan seni musik tradisional dan tarian muda-mudi serta tarian khas Manokwari, tari Tumbuk Tanah. Saking terbawa atmosfir kegembiraan, pejabat Bank Mandiri dan Bupati Manokwari menyempatkan diri melompat-lompat bersama para penari tumbuk tanah yang merupakan siswa-siswi SMA 2 Manokwari.

Kepala Cabang Manokwari Jindar Sihotang mengungkapkan, pihaknya telah melakukan survei sebelum menyalurkan bantuan. Ia berharap bantuan ini dapat digunakan sebaik-baiknya untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan.

Di Jayapura

Sementara itu, sehari sbebelumnya, Bank Mandiri memberikan bantuan beasiswa kepada 40 mahasiswa Universitas Cenderawasih di Jayapura, Provinsi Papua. Nilainya mencapai Rp 240 juta yang diberikan selama setahun. Ke-40 mahasiswa S-1 dan D-3 tersebut terpilih sebagai penerima beasiswa karena memiliki usaha yang telah melalui seleksi ketat.

Pemberian beasiswa diterima Rektor Uncen Prof Dr Baltasar Kambuaya MBA yang bersamaan dengan pemberian bantuan hibah 10 unit komputer atau senilai Rp 60 juta dari Bank Mandiri.

Kegiatan ini merupakan bagian dari corporate social responsibility (CSR) Bank Mandiri khususnya kepedulian Bank Mandiri terhadap dunia pendidikan, ujar Ogi Prastomiyono.

Dijelaskan, pendidikan kewirausahaan merupakan cara tepat untuk mengatasi pengangguran di Indonesia. Penciptaan kerja dan bukan pencari kerja harus dipupuk dalam setiap benak generasi baru.

Pemberian bantuan beasiswa kepada mahasiswa berwirausaha diharapkan dapat membantu dan mengembangkan serta meningkatkan produktivitas usaha yang dapat membawa dampak peningkatan kesejahteraan pada masyarakat setempat. Program ini merupakan rangkaian Program Wirausaha Muda Mandiri (WMM) yang telah berjalan sejak 2007. kompas.com


[+/-] Selengkapnya...

20.1.09

3.559 Siswa Putus Sekolah

Pemkab Boyolali masih memiliki pekerjaan rumah (PR) panjang untuk mengatasi persoalan pendidikan. Pada 2008 saja, tercatat ada 3.559 siswa SD di Boyolali putus sekolah. Angka tersebut mengalami penurunan disbanding 2007, yang mencapai 6.000 lebih siswa putus sekolah diusia sama. Rata-rata usia mereka berkisar 7 hingga 15 tahun. Berbagai persoalan melilit para siswa, sehingga terpaksa putus sekolah.

Eko Suharsono, kasubag Penrencanaan Penelitian dan Pelaporan Dispora Boyolali mengatakan, para siswa ini putus sekolah dengan berbagai variasi tingkatan kelas. Ada yang putus setelah naik kelas 2 ke kelas 3. Dan, ada juga yang sudah tinggal merampungkan kelas 6, tapi putus di tengah jalan. "Rata-rata kebanyakan putus kelas saat kelas tiga," jelasnya kemarin (19/1).

Ada beberapa pemicu anak putus sekolah. Misalnya, orang tua siswa tidak memiliki biaya menyekolahkan anaknya. Kemudian ada juga siswa yang bersangkutan tidak mau sekolah karena malas belajar.

Bagi siswa di daerah pedesaan, para siswa putus sekolah karena jarak antara sekolah dengan rumah sangat jauh. "Semua persoalan itu, kami tampung. Kemudian dicari jalan keluarnya," terang dia.

Siswa putus sekolah ini, menurut Eko, hampir merata di semua desa. Di daerah Boyolali terdapat 267 desa. Antara yang bermukim di pedesaan terpencil, lebih banyak dibanding daerah dataran rendah.

Kondisi ini membutuhkan penangan serius. Diantaranya, meluncurkan bantuan biaya pendidikan kepada keluarga siswa putus sekolah. Dengan bantuan itu, mereka bisa melanjutkan minimal sampai lulus SD. Kemudian, Dispora juga menerapkan kejar paket kepada siswa yang bersangkutan.

"Ke depan, kami juga menerapkan home schoolling (sekolah di rumah). Jadi, guru datang di rumah siswa yang berangkutan," terangnya.

Langkah ini, diprioritaskan di daerah pedesaan tepencil. Biasanya, siswa malas ke sekolah, karena jaraknya jauh. Dari pada siswa tidak mau sekolah, mendingan guru yang dating," tambah dia. jawapos.com


[+/-] Selengkapnya...

Bisa UN Mandiri

Kabar gembira bagi SMA/MA yang memiliki murid minimal 20 orang atau kurang dari 20 orang tetapi status sekolah telah terakreditasi. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) membolehkan SMA/MA itu untuk menyelenggarakan ujian nasional (UN) mandiri. Mereka tak perlu lagi bergabung dengan sekolah negeri di sekitarnya.

Ketentuan tersebut tercantum dalam Surat BSNP 1544/BSNP/I/2009. Surat yang ditandatangani langsung oleh Ketua BSNP Prof Dr Mungin Eddy Wibowo itu telah dikirimkan ke semua diknas kota/kabupaten mulai kemarin. "Kami dapat surat itu dalam rapat dengan Diknas Jatim," jelas Kabid Dikmenum Diknas Kota Malang Sugiharto, kemarin.

Kunti Nursasiati, kasi kurikulum dikmen Diknas Kota Malang menerangkan, sebelumnya SMA/MA yang berhak menyelenggarakan UN mandiri jika telah terakreditasi dan memiliki peserta UN minimal 20 orang. Sehingga SMA yang tidak terakreditasi telah mendaftar untuk bergabung.

Termasuk SMA/MA yang muridnya kurang dari 20-an, juga mendaftar untuk bergabung dalam UN April-Mei 2009 mendatang. "Dengan adanya ketentuan baru itu, menyebabkan semua SMA/MA di Kota Malang bisa menyelenggarakan UN mandiri," kata Kunti.

Selain melonggarkan aturan penyelenggara, surat tersebut juga menegaskan penambahan jumlah guru pengawas di sekolah. Dari satu guru pengawas kelas menjadi dua guru pengawas kelas. Sedangkan untuk pengawas tingkat sekolah ditempatkan seorang dosen dari perguruan tinggi (PT).

Untuk jenjang SMK, BSNP juga mengeluarkan perubahan. Institusi yang dibentuk untuk menstandarkan pendidikan di Indonesia ini menegaskan ujian kompetensi keahlian (praktik) minimal tujuh. Sedangkan ujian teori kompetensi minimal empat.

"Ujian teori kompetensi minimal empat ini bisa memberatkan siswa. Soalnya kadang siswa senang praktiknya saja. Sedangkan teori, banyak siswa yang menomorduakan," kata Kunti.

Dengan kondisi itu, Kunti mengatakan diknas khawatir siswa SMK bakal kesulitan dalam ujian teori. Sehingga bisa memperbesar angka ketidaklulusan. jawapos.com


[+/-] Selengkapnya...

19.1.09

SD Rawa Badak Selatan Tetap Masuk

Kebakaran besar yang terjadi di Depo Pertamina Plumpang tampaknya tidak mempengaruhi kegiatan belajar mengajar di sekitar lokasi. Terbukti SDN Rawa Badak Selatan yang terletak sekitar 300 meter dari pusat api tidak meliburkan siswanya.

Pantauan detikcom di sekolah tersebut di, Jl Bundari, Bendungan Melayu, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, Senin (19/1/2009) pukul 07.00 WIB, para murid tampak telah berdatangan. Demikian juga para stat pengajar.

"Sekolah masuk, Mas. Karena ini kan bukan hari libur, jadi ya tetap masuk," ujar salah seorang guru bernama Juari kepada detikcom.

Meski tidak libur, namun belum bisa dipastikan apakah sekolah tersebut akan menggelar kegiatan belajar mengajar seperti biasa. "Ya kita lihat nanti, karena anak muridnya kan tinggal di daerah sini. Kita lihat dulu," imbuh Juari.

Saat ini api semakin mengecil. Meski belum berhasil dipadamkan, namun sudah ada tanda-tanda api semakin bisa dikendalikan. detik.net


[+/-] Selengkapnya...

17.1.09

Belum Masuk Sekolah Lagi

Sebagian siswa SD Sokomoyo II, Jatimulyo, Girimulyo masih melakukan aksi mogok sekolah. Terutama para siswa yang ditempatkan di lokasi baru terlebih dahulu, yakni kelas 1, 2 dan 6. Mereka tetap menginginkan berada di sekolah yang lama. Sementara siswa yang sudah melakukan kegiatan belajar mengajar adalah kelas 3, 4 dan 5 yang berada di lokasi SD Sokomoyo lama.

Kepala Dukuh Gunungkelir, Jatimulyo Tukiran mengatakan sampai saat ini pihak orang tua murid membiarkan anak-anaknya untuk tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar disekolahnya. "Tadi saya lihat yang anak kelas I sudah bubar, padahal masih sekitar pukul 8 pagi,"ujarnya.

Tukiran menjelaskan, sebenarnya orang tua murid banyak yang kecewa dengan relokasi ini. Karena sebelumnya saat rencana relokasi ini muncul, para orang tua siswa sudah pernah mengusulkan tempat relokasi yang dianggap lebih aman dan dekat, yakni di depan SMP Girimulyo. Hanya saja, pihak sekolah tidak mengakomodirnya dan permasalahan tersebut hilang begitu saja dari permukaan. Kemudian muncul lagi, setelah pihak sekolah tiba-tiba meminta para siswanya untuk menempati gedung sekolah baru.

"Kalau saja pihak sekolah mempertimbangkan usulan warga dan berkomunikasi secara intens, pastilah kejadian seperti tidak perlu terjadi. Kasihan anak-anak, mereka jadi bingung mesti bagaimana. Ke sekolah jauh, tapi kalau terus membolos akan ketinggalan pelajaran,"terang Tukiran.

Sementara itu, Kepala Bidang TK/SD Arif Prastowo menyatakan segera melakukan pendekatan persuasive kepada para murid dan orang tuanya melalui UPTD di Girimulyo. Agar proses belajar mengajar para murid tidak terhenti. "Semoga saja responnya positif, karena sekarang ini yang terpenting anak-anak dapat belajar lagi,"kata Arif.

Menurutnya, rencana relokasi ini merupakan langkah antisipasi dari pihak Dinas Pendidikan sebab lokasi yang sekarang masuk kedalam daerah rawan longsor. Saat ditanya mengenai tidak diakomodirnya usulan warga mengenai lokasi relokasi, Arif menyatakan belum tahu secara detil. Pasalnya, dirinya mengaku baru saja dilantik menjadi Kabid TK/SD selama sepuluh hari ini. Sehingga belum meninjau secara lengkap awal mula munculnya permasalahan ini. jawapos.com


[+/-] Selengkapnya...

Siswa SMA ikuti Seminar Antikorupsi

Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Pontianak, Kalimantan Barat, mengadakan seminar antikorupsi bagi pelajar sekolah menengah atas di kota tersebut, Jumat (16/1). Acara bertajuk Seminar Sehari Pendidikan Antikorupsi di Bangku Sekolah itu dihadiri Staf Fungsionaris Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Ryan H. Utama. Ratusan pelajar juga turus berpartisipasi sebagai peserta seminar.

Menurut Ryan H. Utama, ada sembilan dasar antikorupsi yang harus dibangun pada generasi penerus, yaitu jujur, disiplin, tanggung jawab, sederhana, kerja keras, mandiri, adil, peduli, dan berani. Kalau dasar antikorupsi sudah diterapkan maka perilaku korupsi dapat ditekan atau dihilangkan.

Seminar pendidikan antikorupsi disambut positif para siswa yang berasal dari berbagai SMA di Pontianak. Seorang pelajar SMAN 1 Sungai Raya mengaku semakin disadarkan bahwa prilaku menyimpang berpotensi menjadi guru besar praktik korupsi di kemudian hari, di antaranya menyontek. Siswa ini berharap, KPK tidak hanya menangani kasus korupsi di Jakarta. Pasalnya, banyak kasus korupsi di Kalimantan Barat yang merugikan nega. liputan6.com


[+/-] Selengkapnya...

16.1.09

Siswa Heran Ada Pelajar Ditahan

Sebanyak 115 siswa SMPN 19 Jl Bitung kemarin ramai-ramai mendatangi Mapolresta Malang. Mereka bukan hendak mengadukan kasus kriminalitas, tapi studi lapangan tentang tugas kepolisian.

Sejak pukul 08.30 hingga 10.30 para siswa mengunjungi satu per satu satuan fungsi. Diawali di Satuan Lalu Lintas, Samapta, Reserse dan Narkoba (Reskoba), Reserse dan Kriminal (Reskrim), Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA), dan terakhir mengungjungi ruang tahanan (rutan).

Berbeda dengan kunjungan anak TK atau SD, kunjungan siswa SMP ini terlihat lebih serius. Kalimat yang ditanyakan sudah tidak lagi masalah umum layaknya yang ditanyakan siswa di bawah tingkat mereka. Misalnya, ketika berkunjung ke Satreskrim, mereka bertanya bagaimana seseorang bisa ditahan.

Saat mengunjungi rutan, mereka sempat keheranan ketika melihat ada penghuni yang masih remaja. ''Itu (tahanan, Red) kok masih muda, apa masih sekolah Pak?'' tanya salah satu siswa kepada polisi penuh keheranan.

''Benar, dia itu tahanan kasus pencurian helm dan masih berstatus pelajar sebuah SMA di Malang,'' jawab petugas yang memandu kedatangan para siswa. ''Makanya jangan curi helm, nanti dipenjara, lebih baik pinjam saja,'' ujar salah satu dari mereka menasihati sesama temannya.

Dalam kunjungan itu, siswa diwajibkan mencatat semua pengamatan yang ia temui. Mulai dari hasil wawancara dengan polisi yang memberikan penjelasan hingga wawancara bersama tahanan yang meringkuk di balik jeruji besi. Sepulang dari kunjungan itu, mereka diwajibkan membuat laporan dan dikumpulkan sebagai tugas wajib.

Kanit Pendidikan dan Rekayasa (Dikyasa) Lalu Lintas Polresta Malang Aiptu M. Husain mengatakan, selain memberikan ulasan seputar tugas dan fungsi masing-masing satuan, polisi yang memberikan penjelasan juga memberikan penyuluhan pada mereka.

''Misalnya saat berkunjung ke satuan lalu lintas akan diberi arahan supaya tertib ketika berada di jalan raya dan harus mengemudikan kendaraan setelah memperoleh SIM,'' kata Husain. Agar mengetahui bagaimana proses pembuatannya, siswa diajak ke Unit SIM.

Begitu juga saat di Satreskoba, siswa diberi penyuluhan seputar bahaya penggunaan narkoba dan cara penyebarannya. Di Satreskrim dan Unit PPA siswa diperlihatkan proses penyidikan tersangka, saksi, ataupun korban. Terakhir saat kunjungan ke rutan, siswa diberi kesempatan wawancara dengan sejumlah tersangka. jawapos.com


[+/-] Selengkapnya...

15.1.09

Siswa SMA Terlibat Sindikat

Daftar penyalahgunaan narkoba yang melibatkan pelajar kian panjang. Ini setelah tim reskoba Polresta Kediri, kemarin, mengamankan MAS, 17, pelajar SMA swasta di Kabupaten Kediri. Remaja asal Desa Cerme, Kecamatan Grogol itu ditangkap di rumahnya.

Kapolresta Kediri AKBP Dedi Prasetyo melalui KBO Reskoba Ipda Saiful Alam mengungkapkan selain MAS juga diamankan 3 tersangka lain. Mereka adalah AW, 17, warga Desa Kedungsari, Kecamatan Tarokan, Zainal Arifin, 24, dan M. Kafid, 27, keduanya dari Desa Cerme, Kecamatan Grogol.

Informasi yang dihimpun Radar Kediri menyebut penangkapan empat tersangka ini berawal dari dibekuknya AW di Lebak Tumpang, Kelurahan Pojok, Kecamatan Mojoroto. Pemuda ini diringkus setelah dibekuk oleh petugas yang menyamar sebagai pembeli sekitar pukul 19.30.

Dari saku AW ditemukan 35 butir dobel L dibungkus 7 plastik kecil. Dalam bungkusan seperti permen itu, masing-masing bungkus terdapat lima butir pil dobel L.

Dari keterangan AW itulah, petugas memperoleh informasi dia mendapat pasokan dari MAS. Saat itu juga MAS diringkus di rumahnya. Dari MAS, kemudian petugas menangkap Zainal dan Kafid. "Tidak ada perlawanan yang berarti dari empat tersangka itu saat digerebek," ujar Alam.

Tidak hanya menangkap empat pengedar pil koplo, Alam mengatakan pihaknya juga menyita 850 butir pil dobel L. Barang bukti itu didapat dari tangan Kafid. "Sayang rantai pengedar dobel L ini terputus dari Kafid karena dia tidak mengetahui identitas pemasoknya," paparnya.

Sementara itu, MAS yang masih duduk di kelas II SMA swasta mengaku sudah lama menggunakan pil dobel L. "Saya lupa sudah berapa kali," ungkapnya.

Mengenai praktik pengedaran pil koplo, MAS mengaku dirinya baru sekali itu melakukannya. Karena itu soal keuntungan, dia mengaku tidak tahu. jawapos.com


[+/-] Selengkapnya...

Bhinneka Gelar Turnamen Antarsekolah

Janji pengurus Bhinneka untuk tetap menghidupkan dunia basket junior di Solo akan segera dibuktikan. Bhinneka kembali mengelar turnamen antarsekolah dengan tajuk Bhinneka Extionship Competition 2009, 1-7 Februari di GOR Bhinneka.

"Turnamen ini kegiatan tahunan dan sengaja digelar untuk menghidupkan olahraga basket junior di Solo," tegas Sekretaris Bhinneka IGN Soekamto kemarin(14/1).

Kejuaraan ini selalu menarik animo yang tinggi dari setiap sekolah. "Ini bukti bahwa basket di Solo masih ada meski Bhinneka sudah merger dengan Stadium Jakarta. Memang levelnya junior anak sekolah tapi itu bisa dijadikan modal dalam pembinaan pemain," lanjutnya.

Meningkatnya kemampuan atlet junior khususnya dari siswa sekolah layak dilirik pengurus Bhinneka. Menurut rencana mereka juga akan membidik beberapa pemain muda untuk dibina. Pembinaan itu tak lain untuk memberikan wadah bagi siswa sekolah yang ingin terjun menjadi atlet profesional. Dan kesempatan inilah yang direspon pengurus Bhinneka. "Pembinaan pada atlet junior jalan terus supaya bibit muda di solo tetap ada," bebernya. jawapos.com


[+/-] Selengkapnya...

14.1.09

10 SD Belum Serahkan SPj

SEMENTARA ITU, Disaat polisi menyita surat pertanggungjawab (SPj) DAK 2007, sedikitnya 10 sekolah dasar (SD) belum menyerahkan surat pertanggungjawaban (SPj) pelaksanaan dana alokasi khusus (DAK) pendidikan 2008. Seperti halnya DAK 2007, kepolisian pun siap mengawal dan mengawasi penggunaan dana senilai Rp 25 miliar tersebut.

Ditemui di sela-sela penyitaan SPj DAK pendidikan 2007 yang dilakukan Polres kemarin (13/1), Kasubdin TK/SD/SDLB Sri Suranto mengakui belum semua SD penerima DAK mengumpulkan SPj. Dari 100 SD penerima DAK, sedikitnya 10 SD yang belum menyerahkannya. Padahal mereka di-deadline hingga 10 Januari untuk menyerahkan SPj ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K). "Memang sampai hari ini masih ada yang belum mengumpulkan. Tapi jumlahnya tidak banyak kok, sekitar 10 persen dari total sekolah penerima DAK," terang Suranto.

Sayangnya, Suranto enggan mengungkapkan nama-nama SD yang belum mengumpulkan SPj tersebut. Dirinya hanya menyebutkan alasan keterlambatan tersebut lantaran masih banyak SD yang belum membayar pajak atas dana yang diterima. Padahal, segala pengeluaran, termasuk untuk pajak harus dicantumkan dalam SPj tersebut.

Namun, Suranto juga tidak menampik jika ada beberapa kepala sekolah yang lamban bekerja terutama dalam penyusunan SPj itu. "Khusus untuk mereka, tentunya ini menjadi catatan tersendiri. Tapi untuk sekolah yang lain, seperti ada yang terlambat mengumpulkan SPj karena kepala sekolahnya sakit tentu kami memberi dispensasi," imbuhnya.

Catatan tersebut dikatakan Suranto akan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk memberi bantuan lain kepada sekolah yang dimaksud. Pihaknya tidak akan memprioritaskan mereka jika ada anggaran serupa atau dari sumber lain. "Ini bentuk sanksi yang akan kami berikan. Kalau sekarang kami kan tidak bisa memberi sanksi," jelasnya.

Ditanya hasil pengawasan akhir dari tim monitoring di 100 SD penerima DAK tersebut, Suranto mengaku tidak menemukan hal yang janggal. Semua pembangunan dilaksanakan sesuai desain yang diajukan sekolah dalam proposal.

Terpisah, Kasatreskrim AKP Kurnia Hadi mengaku akan memantau pelaksanaan DAK pendidikan 2008 kalau-kalau ada penyimpangan. Apalagi sebagai lembaga independen Polres dipastikan dapat melihat dari sudut pandang yang lebih objektif. "Posisi kami di luar system memudahkan kami untuk memantau kalau ada penyimpangan. Dan kami akan kawal terus," janji Kurnia. jawapos.com


[+/-] Selengkapnya...

MAN 5 Bakar Spanduk, MAN 1 Teatrikal

Makin banyak saja aksi mendukungan terhadap Palestina. Tak terkecuali di kalangan pelajar. Kini giliran pelajar Madrasah Aliyah Megeri (MAN) 5 dan MAN 1 Jombang. Ratusan siswa menggelar beragam aksi di sekolah masing-masing, kemarin (13/1). Mulai dari salat ghaib, doa bersama, orasi, dan aksi teatrikal. Sebagai bentuk kepedulian, para siswa juga melakukan donor darah. Mereka ingin, darah yang mereka sumbangkan sedikit banyak bisa membantu korban perang di Palestina.

Di MAN 5, sekitar 60-an siswa mengikuti aksi ini dengan bersemangat. Aksi dibuka dengan gelaran donor darah. Sejumlah siswa dan guru menyumbangkan darahnya, dengan dibantu dua petugas Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Cabang Jombang. Setelah menghasilkan belasan kantong darah, para siswa melakukan salat ghaib berjamaah. Seusai salat, dilanjutkan dengan doa bersama dan pengarahan yang disampaikan Kepala MAN 5, Suryanto. Suryanto berpesan pada anak didiknya, agar ikut mendoakan konflik di jalur Gaza segera berakhir. Sehingga Palestina bisa mendapatkan kembali kemerdekaannya. ''Bagi kalian yang disini, juga harus mempertahankan kemerdekaan negeri kita, dengan terus belajar," cetus Suryanto di hadapan puluhan siswanya.

Para pelajar MAN 5 mendadak bersemangat saat mengikuti orasi. Seraya mengusung puluhan poster yang mengecam tindakan tentara Israel, mereka seakan berdemonstrasi di halaman sekolah. Gugus Suryanto, salah satu siswa yang bertindak sebagai orator, berhasil membakar semangat teman-temannya. Gugus menyebut bahwa tindakan Israel sudah di luar batas kemanusiaan. Di tengah kondisi itu, PBB menutup mata. ''Di manakah peranan PBB saat terjadi pembantaian di Palestina," tegasnya.

Situasi serupa juga terjadi di MAN 1 Jombang. Kurang lebih seratusan siswa menggelar salat ghaib dan doa bersama, yag dilanjutkan dengan gelaran donor darah massal. Aksi ini dipungkas dengan aksi teatrikal yang dimainkan sekitar 8 siswa. Drama itu menggambarkan kesewenang-wenangan Israel, dan peranan AS sebagai sekutunya. Termasuk penderitaan warga sipil Palestina, yang terjebak di dalam peperangan.

Kepala MAN 1 Jombang, Achmad Hasan mengatakan, aksi yang dilakukan siswa siswinya merupakan bentuk dukungan terhadap warga Palestina. ''Para pelajar turut prihatin dengan kondisi itu. Mereka juga ingin memberikan dukungan moral," paparnya. jawapos.com


[+/-] Selengkapnya...

100 Sekolah Belum Lapor BOS

Lebih dari 100 sekolah (SMP dan SMA) se-Kota Malang belum memasukkan laporan penggunaan BOS buku 2008 ke Diknas Kota Malang. Padahal, tahun anggaran 2008 telah lewat 15 hari. Problem itu pun turut menghambat pencairan BOS 2009.

"Banyak yang belum masuk. Kami belum terima laporannya dari sekolah," kata Sugiharto, kabid Dikmen Kota Malang, kemarin.

Menurut Sugiharto, besarnya BOS buku itu sekitar Rp 20 ribu per siswa per tahun. Besarnya BOS buku sekolah tergantung pada jumlah siswa. Seperti namanya, BOS buku untuk pengadaan buku ajar bagi siswa. "Kami masih menunggu laporan sekolah. Kami instruksikan pada staf agar menelpon masing-masing sekolah," kata Sugiharto.

Apa langkah diknas? Diknas masih memberikan batas waktu pengumpulan laporan 16 Januari 2009. Sebab, minggu depan, diknas bakal mengirimkan laporan itu ke Diknas Jatim. Laporan itu sebagai syarat pencairan BOS 2009. "Kalau masalah keuangan, laporan pertanggungjawaban dulu baru dapat lagi. Lha ini LPJ-nya belum ada yang masuk," sesal Sugiharto.

Menurutnya, BOS buku di 2009 akan langsung digabung dengan BOS tunai. Untuk SMP, di perkotaan dapat Rp 575 ribu per siswa per tahun. Sementara untuk SMA mendapatkan BOMM Rp 90 ribu per orang per tahun. Dengan penggabungan itu, otomatis LPJ BOS buku terkait dengan pencairan BOS 2009. "Makanya, kami sungguh khawatir akan menghambat," kata Sugiharto.

Selain laporan BOS buku, laporan pertanggungjawaban untuk BOS tunai juga belum 100 persen diserahkan oleh sekolah. Pelaporan yang terlambat itu turut menghambat pencairan BOS 2009. Seperti halnya BOS buku, BOS tunai tidak lagi berdiri sendiri. Melainkan digabung menjadi BOS 2009.

"Kami lagi menelpon satu per satu sekolah agar menyerahkan laporan BOS dan BOS buku. Setengah bulan sudah lewat dari berakhirnya tahun anggaran 2008," kata Aminudin, salah seorang staf dikmen yang kemarin sibuk menelpon satu per satu sekolah yang belum mengumpulkan laporan. jawapos.com


[+/-] Selengkapnya...

10.1.09

Relokasi SD Terganjal Pembebasan Lahan

Teka-teki pelaksanaan relokasi SDN Tlekung akhirnya terjawab. Penyebabnya, hingga saat ini belum tersedia lahan untuk pembangunan sekolah yang berdekatan dengan Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) sampah yang dikelola Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Pemkot Batu. Bahkan, pembebasan lahan yang telah dijadwalkan pada tahun sebelumnya juga belum realisasi.

"Persoalannya memang karena pembebasan lahan belum bisa dilakukan," kata Kepala Hubungan Masyarakat dan Protokol Kota Batu Eko Suhartono, siang kemarin.

Eko menyebutkan, pemkot masih mencari lahan tempat yang representatif untuk menggantikan gedung tersebut. Salah satunya mencari tempat yang tidak terlalu jauh dari lingkungan masyarakat sekitar. Sehingga, tidak menyulitkan siswa yang ada di sekolahan tersebut.

Tahun lalu pemkot menyediakan banyak anggaran untuk pembebasan lahan. Ada sekitar Rp 21 miliar yang dialokasikan pemkot untuk pembebasan lahan. Anggaran itu selain digunakan untuk pembebasan lahan rest area, perkantoran terpadu, juga untuk relokasi sekolah tersebut.

Namun, hingga akhir tahun anggaran, anggaran yang ada pada Dinas Pertanahan itu belum bisa terserap. "Rencananya akan dilanjutkan pada tahun anggaran ini," sambung mantan kepala bagian pemerintahan ini.

Seperti diberitakan, rencana relokasi gedung SDN Tlekung kembali dipertanyakan dewan. Gara-garanya rencana relokasi bangunan gedung sekolah tersebut tak kunjung ada realisasinya. Sementara TPA Tlekung bakal dioperasikan pada tahun anggaran 2009 ini.

Disinggung soal kemoloran pembebasan lahan tersebut, Eko mengakui ada beberapa mekanisme yang harus ditempuh untuk pembebasan lahan. Bahkan untuk pembebasan lahan itu, pemkot juga sudah membentuk tim pembebasan lahan. "Keputusan relokasi memang sudah bulat, tinggal pelaksanannya," tambah dia.jawapos.com


[+/-] Selengkapnya...

8.1.09

Sekolah Lamban Buat SPj Penerima DAK 2008

Sekolah Dasar (SD) yang dikucuri dana alokasi khusus (DAK) 2008, hingga kemarin (7/1) belum ada satupun yang menyerahkan surat pertanggungjawaban (SPj). Padahal, Sabtu (10/1) merupakan deadline mereka menyerahkan SPj dan berita acara pelaksanaan kegiatan.

"Sampai hari ini (kemarin) memang belum ada yang menyerahkan SPj. Tapi deadline -nya kan tanggal 10 (Januari), jadi mereka masih memiliki waktu untuk membuatnya. Lagipula mereka sudah mulai konsultasi untuk menyempurnakan SPj dan berita acara," ungkap Kasubdin TK/SD/SDLB Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dinas P dan K) Karanganyar Sri Suranto, kepada wartawan, kemarin.

Sayangnya, Dinas P dan K tidak bersikap tegas jika terjadi keterlambatan penyerahan SPj dan berita acara tersebut. Malahan sekolah mendapat kelonggaran hingga dua hari untuk menyelesaikannya. "Tidak ada sanksinya. Apalagi terkait dana, karena semuanya sudah dicairkan," imbuhnya.

Sebagaimana diketahui, sebanyak 100 sekolah dasar (SD) di Karanganyar mendapat DAK pendidikan senilai Rp 25 miliar. Masing-masing sekolah mendapat bantuan Rp 250 juta untuk meningkatkan mutu fisik dan nonfisik sekolah. Anggaran tersebut dicairkan melalui rekening setiap sekolah dalam 2 termin.

Terpisah Ketua Monitoring Pelaksanaan DAK Harjono mengatakan hingga sekarang setiap sekolah tinggal mengerjakan finishing . Kendati demikian dari hasil pantuan tim monitoring yang dilakukan akhir tahun lalu, banyak terjadi ketidak sesuaian bestek. "Ada juga yang harus dicat ulang atau usuk dan rengnya harus diperkuat. Sementara sekolah lain ada yang harus memperbaiki plester kamar mandi yang telah dipasang, dan mebelair yang belum datang padahal menurut jadwal sudah harus ada. Tapi saat ini mereka sudah menindaklanjuti catatan dari monitoring kami kok ," ungkap Harjono.

Harjono optimistis tidak ada lagi persoalan di hasil akhir pembangunan. Pasalnya, saat ini sebanyak 7 tim monitoring kembali diterjunkan untuk mencek kelanjutan pembangunan. Monitoring akhir ini akan dilakukan hingga tanggal 10 Januari. Tim tersebut terdiri dari Dinas P dan K, DPU dan LLAJ, Bawasda, Bappeda, Bagian Pembangunan, Bagian Keuangan, Bagian Hukum serta Dewan Pendidikan Karanganyar. "Kami memiliki 32 personil yang tergabung dalam 7 tim. Setiap tim diterjunkan ke 3 kecamatan untuk memantau SD penerima DAK di kecamatan tersebut. Dalam sehari, minimal mereka harus memantau satu SD," kata Harjono. jawapos.com


[+/-] Selengkapnya...

30 Siswa Dilarang Ikut Ujian

Sebanyak 30 siswa kelas III SMP Dharma Raya Bhakti, Jl LA Sucipto 334, Blimbing, tidak boleh ikut ujian semester ganjil. Larangan dari pihak sekolah ini dikarenakan mereka belum membayar kebutuhan ujian, mulai try out hingga angsuran ujian nasional (UN).

Dari total 42 siswa yang terbagi dalam dua kelas, ujian hanya diikuti 12 siswa. Rinciannya, dari 23 siswa kelas IIIA hanya diikuti 9 siswa dan dari 19 siswa kelas IIIB hanya diikuti 3 siswa. Sedangkan ujian itu sendiri berlangsung mulai Senin (5/1) hingga Jumat (9/1) besok.

Menurut informasi yang diperoleh Radar, semua peserta ujian diwajibkan melunasi kebutuhan dengan total Rp 500 ribu per peserta. Di antaranya, uang try out Rp 150 ribu, uang tambahan jam pelajaran selama enam bulan sebesar Rp 300 ribu, dan Rp 50 ribu untuk uang angsuran pembayaran UN. Karena sebagian besar siswa tidak mampu membayarnya, akhirnya mereka tidak boleh ikut ujian.

Salah satu siswi kelas IIIA yang menolak ditulis jati dirinya menjelaskan kalau dirinya tidak bisa ikut ujian karena tidak bisa melunasi tarikan dari sekolah. Dia sendiri kini membantu ibunya berjualan makanan di salah satu tempat wisata di Kecamatan Pakis, Malang. "Saya tadi pagi masuk sekolah, tapi dilarang ikut ujian,'' kata gadis berambut sebahu ini.

Dia menjelaskan kalau orang tuanya sangat keberatan jika harus langsung melunasi tagihan sebesar itu. Mengingat kesehariannya orang tuanya hanya bekerja membuka warung nasi dengan hasil pas-pasan.

Demikian juga penuturan Harkim, 43, wali murid kelas III A yang ditemui saat mendatangi kepala sekolah guna mengutarakan ketidakmampuanya melunasi pembayaran. "Saya hanya punya uang Rp 200 ribu. Tapi, Alhamdulillah akhirnya diberi nomor peserta ujian dan mengizinkan anak saya ikut ujian,'' kata warga Polowijen ini.

Kepada Radar, Harkim bisa memaklumi kebijakan sekolah karena bagaimanapun juga sekolah harus memperoleh dana untuk kelangsungan proses pendidikan. Karena pemahaman yang berbeda di kalangan wali murid, mengakibatkan sekolah dianggap bertindak semaunya.

Terpisah, Kepala SMP Dharma Raya Bhakti Sugianto membenarkan mengenai kebijakan tersebut. Hanya saja sekolah tidak bersikap kaku. "Bagi siswa yang tidak mampu tentu ada pengecualian. Bisa diangsur atau minimal ada perhatian terhadap sekolah," terangnya.

Kenyataannya, kata dia, selama ini perhatian serta komunikasi antara wali murid dan sekolah banyak yang kurang. Contohnya tentang tagihan pembayaran yang dibebankan kepada siswa kelas III hingga pelaksanaan ujian semesteran, menurutnya, masih sedikit yang membayar. Padahal, proses pembelajaran di sekolah harus terus berjalan.

Dijelaskan, jika wali murid mengomunikasikan persoalan yang dihadapi dan belum bisa membayar sekaligus, pihaknya juga memakluminya. "Ada yang membayar separo atau bahkan hanya seperempatnya saja. Meski demikian, mereka kami perbolehkan ikut ujian kok,'' tandas Sugianto. Sugianto mengakui pada hari pertama penerapan kebijakan ini direaksi keras wali murid. Dia menjadi sasaran amarah sejumlah wali murid yang tidak sependapat dengan kebijakan itu. "Memang sulit, namun kebijakan ini harus dilaksanakan. Dengan tujuan peningkatan kualitas pendidikan siswa,'' kata kepala sekolah yang belum genap menjabat dua tahun ini.

Ditambahkan, sekolah sendiri sudah memberikan banyak kemudahan bagi siswanya yang rata-rata dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. "Salah satunya adalah bebas membayar SPP mulai kelas I hingga kelas II,'' imbuhnya.

Sejak kelas I hingga kelas II dia tidak henti-hentinya mengingatkan siswanya agar tetap sekolah meski tidak memiliki biaya. Namun, ketika sudah menginjak kelas III, image gratisan tidak bisa dipegang. "Harus ada tanggung jawab yang dimiliki siswa dalam mengenyam pelajaran di sekolah. Salah satunya adalah membayar uang try out, uang UN, dan uang jam tambahan pelajaran," tambahnya.

Sedangkan terkait nasib 30 siswa yang tidak ikut ujian, sedianya Jumat besok diperbolehkan ikut ujian. Dengan syarat harus menunjukkan itikad baik membayar keperluan. "Dibayar sebagian saja pasti akan kami perbolehkan ikut ujian,'' janjinya.jawapos.com


[+/-] Selengkapnya...

Sekolah di Manokwari Masih Diliburkan

Sejumlah sekolah di Manokwari, Papua Barat, masih diliburkan pascagempa 7,6 skala Richter pada 4 Januari 2009. Selain masih sering terjadi gempa susulan, banyak gedung sekolah rusak parah akibat gempa.

Rabu (7/1) pagi, sebagian siswa dan guru mulai berdatangan di sekolah-sekolah. Namun, saat terasa gempa susulan 5,5 SR pukul 07.30, pihak sekolah memilih memulangkan siswa karena tidak mampu menjamin keselamatan mereka.

Kepala Dinas Pendidikan Dasar dan Prasekolah Kabupaten Manokwari Jaconias Sawaki menuturkan, pemulangan siswa merupakan kebijakan kepala sekolah masing-masing.

”Kegiatan belajar-mengajar sebenarnya harus terus berjalan mengingat April ujian akhir. Namun, kami paham karena masih sering ada gempa susulan,” katanya.

Menurut Jaconias, ada lima gedung SD dan dua gedung SMP rusak parah. Ditaksir biaya pembangunan kembali gedung-gedung itu Rp 10 miliar.

Penjabat Kepala Sekolah SD Inpres Kampung Ambon Barcellina Sorontouw menuturkan, seluruh 14 ruang di sekolahnya rusak parah. Dinding dan atap ambrol, hingga pagar roboh.

Selain ruang kelas, rumah para guru di samping sekolah juga rusak berat. Para guru dan keluarga tinggal di tenda yang dipasang di halaman sekolah. kompas.com


[+/-] Selengkapnya...

7.1.09

Korban di Sekolah PBB Gaza Menjadi 30 Orang

Serangan militer Israel yang membombardir bangunan sekolah milik Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Gaza menewaskan 30 orang. Mayoritas korban adalah anak-anak.

Seperti dikutip Associated Press, Rabu (7/1/2009), bangunan tersebut memang dijadikan sebagai tempat penampungan dan persembunyian banyak anak-anak dan wanita di Gaza. Mereka menganggap bangunan tersebut aman dari serangan Israel karena milik PBB.

Dalam pantauan di lokasi, sejumlah orangtua dari anak-anak tersebut banyak yang meratapi jasad anak-anak mereka yang dijejerkan di halaman rumah sakit.

Pejabat Israel membela diri jika serangan yang dilakukan tersebut untuk menyerang para militan Hamas yang bersembunyi di gedung tersebut. Dan gedung itu dianggap sebagai tempat disembunyikannya sejumlah amunisi Hamas.

Serangan di bangunan sekolah milik PBB itu menjadi serangan yang paling mematikan dari Israel setelah resmi mengumumkan perang melalui jalur darat.

Pada Selasa 6 Desember saja, pasukan Israel sudah membunuh 58 warga Palestina dan hanya dua orang yang dikategorikan sebagai anggota militan Hamas.

Sekolah-sekolah itu dijadikan tempat berlindung bagi ratusan warga Gaza. Operasional kedua sekolah itu berada di bawah binaan UN Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA). okezone.com


[+/-] Selengkapnya...

6.1.09

Per Siswa SD Dapat Rp 5 Ribu

Pemkot Batu terus menggenjot perhatian terhadap dunia pendidikan. Salah satunya dengan menambah anggaran bantuan. Untuk menunjang pendidikan wajib belajar 12 tahun Dinas Pendidikan Pemkot Batu menambah alokasi anggaran yang diberikan. Yakni dari sebesar Rp 3,77 miliar pada anggaran tahun sebelumnya menjadi Rp 5 miliar pada tahun anggaran 2009 ini.

"Sudah kami anggarkan sekian (Rp 5 M, Red) dan sampai saat ini tidak ada perubahan," kata Kepala Dinas Pendidikan Pemkot Batu Mistin, siang kemarin.

Mistin menjelaskan penambahan anggaran itu dilakukan karena beberapa hal. Antara lain adanya penambahan jumlah bantuan pada salah satu lembaga, jumlah penerima bantuan serta pada jumlah bulan bantuan yang diberikan.

Pada jumlah bantuan, sebut Mistin, seperti halnya pada jumlah bantuan tingkat Sekolah Dasar (SD). Dari bantuan sebesar Rp 3.500 per siswa menjadi Rp 5.000 per siswa selama sebulan. Meski penambahan bantuan itu kecil, tapi jika dikalikan dengan jumlah siswa dan jumlah bulan yang diberikan akan terlihat besar. "Tapi untuk tingkat SMP dan tingkat SMA tidak ada penambahan," kata dia.

Mistin melanjutkan penambahan bantuan itu juga dikarenakan saat ini bantuan tidak hanya diberikan selama 10 bulan. Tapi diberikan selama 12 bulan dalam satu tahun. Sedangkan untuk penambahan jumlah siswa, Mistin belum bisa menyebutkan berapa keseluruhan.

Dia menambahkan, penambahan anggaran itu juga seiring dengan adanya tambahan bantuan operasional sekolah (BOS). Mistin menyebutkan BOS untuk siswa SD ada kenaikan sebesar Rp 33 ribu dari sebelumnya Rp 21.500. Sedangkan untuk BOS tingkat SMP menjadi Rp 47 ribu dari Rp 29.500. jawapos.com


[+/-] Selengkapnya...

Ujian Sambil Lesehan...

Gara-gara gedung sekolah yang ambruk belum diperbaiki, lebih dari 200 siswa SDN Kertonegoro 3 Kecamatan Jenggawah, Jember harus menjalani ujian semester di Balai Desa Kertonegoro. Para siswa ini harus menjalani ujian dengan duduk secara lesehan di atas tikar.

"Karena sekolah belum dibangun kembali, jadi masih menggunakan balai desa," kata Bibit Widayati, Kepala SDN Kertonegoro 3 kepada wartawan.

Ratusan siswa mulai dari kelas I hingga kelas V ini mengerjakan soal ujian di balai desa, sedangkan siswa kelas VI di mushola SD itu. Para siswa itu pun harus mengerjakan ujian dengan kondisi seadanya.

Hanya sekitar 20 siswa yang bisa duduk di bangku, lainnya harus duduk lesehan di lantai. Meski kondisi seadanya, para siswa berbaju merah putih itu dengan tekun mengerjakan soal pendidikan Agama Islam dan PPKn, materi ujian di hari pertama.

"Ada yang beralaskan tikar, tetapi ada yang langsung lesehan di lantai," imbuh Bibit.

Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jember Ahmad Sudiyono sendiri berjanji akan segera membangun sekolah yang ambruk. "Kalau bisa minggu ini, atau pertengahan bulan Januari akan kita bangun dan Maret kita prediksi sudah rampung dan bisa ditempati," ujar Ahmad.

Pada pertengahan Desember lalu, bangunan SDN itu ambruk hingga membuat ratusan siswanya 'terusir' dari sekolah. Sekolah ambruk akibat diguyur hujan terus menerus, dan usia bangunan yang sudah tua. Proses belajar mengajar terpaksa dipindahkan di Balai Desa Kertonegoro hingga saat ini. detik.com


[+/-] Selengkapnya...

5.1.09

Wajib Gratis, Dana BOS Ditambah

Anggaran Bantuan Oeparsional Sekolah (BOS) yang diberikan kepada siswa SD/MI dan SMP/MTs terhitung per 1 Januari 2009, bertambah. Nilainya mencapai Rp 13 ribu hingga Rp 18 ribu persiswa perbulan. Untuk jenjang SD mendapat bantuan Rp 397 ribu persiswa pertahun dan jenjang SMP mendapat biaya Rp 570 ribu persiswa pertahun. ''Dengan penambahan anggaran BOS ini sekolah negeri dilarang memungut beaya dengan dalih apapun,'' tegas Manajer BOS Jombang, Muntholib, kemarin. Menurutnya, penambahan anggaran tersebut dirasakan cukup mampu untuk memenuhi kebutuhan biaya operasional siswa selama setahun. Sebab, telah diperhitungkan secara matang, baik untuk peningkatan mutu maupun kegiatan penunjang pembelajaran.

Dikatakan Muntholib, nilai penambahan anggaran BOS itu antara Rp 13 ribu sampai Rp 18 ribu persiswa. Jika tingkat SD/MI setiap siswa menerima Rp 397 ribu per tahun, dengan asumsi Rp 33.083 perbulan. Nilai itu bertambah sekitar Rp 13 ribu dari anggaran BOS sebelumnya yang hanya Rp 254 ribu pertahun atau setara Rp 21.500 persiswa per bulan.

Begitu juga anggaran BOS tingkat SMP/MTs yang bertambah menjadi Rp 570 ribu persiswa per tahun, dengan asumsi Rp 47.500 perbulan. Anggaran ini bertambah sekitar Rp 18 ribu karena BOS sebelumnya hanya Rp 354 ribu pertahun. Dengan perhitungan Rp 29.500 per siswa per bulan. ''Dengan kenaikan kesejahteraan guru PNS dan kenaikan BOS, maka semua sekolah negeri harus membebaskan biaya sekolah,'' tegas Muntholib.

Senada, Kasi P2P Dinas Pendidikan, Agus Purwanto, menganggap kewajiban membebaskan biaya sekolah itu meliputi dana rutin, insidental maupun bentuk pungutan yang lain. Terkecuali kategori rintisan sekolah berstaraf Internasional (RSBI) dan sekolah bertaraf Internasional (SBI). RSBI jenjang SD diterapkan di SDN Kepanjen II dan RSBI jenjang SMP diterapkan di SMPN II Jombang dan SMPN III Peterongan.

Terkait kewajiban membebaskan biaya sekolah ini pihaknya juga mencabut segala bentuk ijin pungutan yang dibebankan pada siswa atau orangtua siswa. Dengan bertambahnya anggaran BOS tersebut segala bentuk pungutan yang diterbitkan Dinas Pendidikan dinyatakan tidak berlaku lagi. ''Jika masih ada satuan pendidikan yang memungut biaya, maka akan dikenai sanksi,'' tegas Agus. jawapos.com


[+/-] Selengkapnya...

SMAN 3 Malang Menolak Kepala Sekolah??

Munculnya penolakan siswa dan guru SMAN 3 Kota Malang terhadap kepala sekolah baru Niniek Kristiani tidak mengubah apapun. Diknas Kota Malang menegaskan, tidak ada mutasi kepala sekolah lagi hingga waktu yang tidak ditentukan. Sekolah negeri sebagai organisasi pemerintah, apapun keputusan wali kota (Peni Suparto), harus dijalankan civitas akademika.

Kadiknas Kota Malang Shofwan ketika dihubungi via ponselnya kemarin mengungkapkan, kekhawatiran tidak berjalannya RSBI (rintisan sekolah berstandar internasional) dinilai tidak krusial. Sebab, sebuah sekolah sekelas SMAN 3 tidak mutlak tergantung pada sosok kepala sekolah. Tapi, sudah mengacu pada sistem yang dibangun. Sehingga siapapun orangnya, maka sistemlah yang dijalankan.

"Profesional saja. Sistem RSBI telah terbangun di SMAN 3. Dan Pak Tri yang membuatnya. Kalau ada yang khawatir kaseknya diganti terus RSBI-nya runtuh, itu tidak berdasar," ungkap pejabat yang lolos dari daftar mutasi akhir Desember 2008 ini.

Menurutnya, kepala sekolah yang baru, juga akan mengikuti sistem yang telah ada. Ketika masuk, maka harus berjalan sesuai dengan sistem yang telah ada. Semaksimal mungkin, memberikan sumbangsihnya terhadap kemajuan sistem. Karena itu, bakal ada evaluasi per enam bulan pada kepala sekolah baru yang ditempatkan di SMAN 3. "Kepala sekolah baru kan belum bekerja. Kok langsung ditolak," ungkap Shofwan.

Seperti diberitakan, Jumat (2/1) sekitar 500 siswa SMAN 3 Malang melakukan aksi menolak pindahnya Kasek Tri Suharno ke SMAN 4. Dalam aksi itu, ratusan siswa itu menggalang tanda tangan sebagai bentuk keberatan atas kepindahan Tri. Mereka sangsi kepada kemampuan mantan Kasek SMAN 9 Niniek Kristiani sebagai kasek baru di sekolah paling favorit se-Kota Malang ini.

Sebagai sebuah sistem, ungkap Shofwan, RSBI melibatkan diknas, Pemkot Malang, perguruan tinggi, guru, siswa, dan kepala sekolah. Apabila ada pergantian kepala sekolah, maka bukan identik dengan hancurnya sistem RSBI. Apalagi, sistem telah tertata dan tinggal dilaksanakan. Apabila semua yang terlibat dalam sistem bekerja sesuai peran dan jalurnya, maka tidak ada alasan pergantian kasek mengganggu kelangsungan RSBI SMAN 3. "Kita kan juga tidak sembarangan mencomot orang untuk jadi kasek. Dicoba dululah," imbaunya.

Apa tujuan Tri dimutasi? Menurut Shofwan, Tri mendapatkan tugas membangun SMAN 4 menjadi RSBI. Menyusul SMAN 1 dan SMAN 3. Dengan begitu, maka kompleks sekolah Tugu, semuanya akan menjadi RSBI. Itu adalah salah satu program pemerintah kota.

Kepada Tri, diknas memberikan waktu setahun untuk membenahi SMAN 4 menjadi RSBI. Targetnya, kompleks sekolah Tugu menjadi RSBI 2010. Dengan rencana itu, maka 2010 ada tiga sekolah yang dibangun sistem menjadi RSBI oleh Tri. "Nanti juga begitu, setelah sistem tercipta dan diletakkan oleh Pak Tri, maka bisa berpindah lagi, membangun sekolah lainnya. Itu kan sebuah prestasi bagi Pak Tri," tegas Shofwan.jawapos.com


[+/-] Selengkapnya...

Siswa Sekolah Mulai Masuk 06.30 WIB

Siswa sekolah di Jakarta antusias menyambut jam masuk sekolah pukul 06.30 yang diterapkan Pemprov DKI Jakarta mulai hari ini, 5 Januari 2009. Sebelumnya anak sekolah terbiasa masuk pukul 07.00.

Survei Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis atau Puskaptis sebelumnya mengungkapkan bahwa sebagian besar warga Jakarta mendukung kebijakan baru ini.

Direktur Eksekutif Puskaptis Husin Yazid mengungkapkan, sebanyak 58,33 persen responden menilai kebijakan tersebut perlu diterapkan. Sementara 23,48 persen menilai belum perlu. Sisanya 18,18 persen menolak berkomentar. "Masyarakat menanggapi positif, namun evaluasi perlu dilakukan agar kebijakan tersebut dapat berjalan dengan baik," ujar Husin beberapa hari lalu.

Dalam survei juga terungkap, beberapa responden menilai kebijakan jam masuk sekolah pukul 06.30 belum perlu diterapkan karena tetap menghasilkan kemacetan di jalan raya. Alasan lain responden menilai anak sekolah masih susah bangun lebih pagi.

Hal lain juga terungkap yakni sebesar 7,77 responden menilai penerapan jam masuk sekolah lebih awal belum perlu karena jumlah anak sekolah lebih sedikit dari jumlah pekerja.

Dari survei yang dilakukan dengan metode multistage random sampling dengan jumlah 526 responden juga menilai kemacetan bukan dasar untuk memajukan jam masuk sekolah dan akan membuat repot orangtua siswa. kompas.com


[+/-] Selengkapnya...