18.12.08

Dendam, Guru Aniaya Siswa

Aksi penganiayaan guru terhadap siswa kembali terjadi. Gara-gara dendam lantaran anaknya diinjak-injak saat mengikuti malam takbiran pada Hari Raya Idul Fitri lalu, Pujianto, guru Bahasa Inggris SMPN 2 Megaluh, tega memukul Gita Eka Pratama, siswa kelas 9G. Kejadian berlangsung di di depan ruang otomotif sekolah setempat. Akibatnya, korban babak belur.

Rabu (17/12) kemarin, perlakuan tidak menyenangkan ini dilaporkan keluarga korban ke Polsek Megaluh.

Kejadian ini bermula dari rasa sakit yang diderita putra bungsu Pujianto, Galang (8 tahun). Yang bersangkutan mengeluh sakit pada perut dan ulu hati secara terus menerus. Hal itu dirasakan anaknya setelah menerima perlakuan kasar, yaitu diinjak-injak Gita. Peristiwa itu terjadi pada saat mengikuti malam takbir Idul Fitri di salah satu Musala Desa Pacarpeluk, Kecamatan Megaluh, Oktober silam. Untuk diketahui, Gita yang notabene murid Pujianto memang tinggal berdekatan satu kampung di Desa Pacarpeluk.

Merasa tidak terima, Pujianto pun menyuruh Gita dan kedua orangtuanya untuk meminta maaf atas ulah tersebut. Namun, permintaan itu tidak pernah dituruti. Hingga pada Selasa (9/12) kemarin, dirinya melihat Gita bersama teman-teman sekelas sedang duduk santai di depan ruang otomotif. Tanpa mengawali berbicara, Gita langsung ditempeleng beberapa kali pada bagian wajah. Tidak hanya itu, Gita yang sedianya akan mengikuti praktik komputer ini ditendang hingga terjungkal. Akibatnya pipi kanan, paha dan kakinya mengalami memar dan bengkak.

Gita juga merasakan kepalanya pusing terus menerus sehingga tidak masuk sekolah beberapa hari. Bahkan sesekali dirinya merasa mual dan terasa ingin muntah. ''Saya dituduh menginjak anaknya. Padahal waktu itu sedang bermain bersama dan tiba-tiba lampu musala mati mendadak, saling dorong dan ada yang terinjak,'' tutur Gita, saat diperiksa di Mapolsek Megaluh, Rabu (17/12) kemarin.

Baik Ismuntoyo maupun Suciamah, orangtua Gita, mengaku tidak mengetahui bila anaknya dianiaya gurunya sendiri di sekolah. Dia sangat menyesalkan tindakan guru ini yang dilakukan di sekolah tanpa melakukan klarifikasi latar belakang permasalahannya. Karena itu mereka melaporkan aksi pemukulan sang guru tersebut agar kasus serupa tidak terulang. Mereka juga berharap laporan itu ditindaklanjuti penyidik polsek. Jika terbukti unsur pidananya, keluarga berharap agar kasus itu harus sampai ke meja hijau. ''Saya tahunya kemarin, setelah anak saya sakit dan tidak bersekolah,'' cetus Suciamah lirih.

Sementara itu, Kapolsek Megaluh, AKP Sutikno, didampingi Kanitreskrim, Aiptu Darmono, ketika dikonfirmasi membenarkan laporan penganiayaan tersebut. Sejauh ini pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap korban. Penyidik juga melengkapi bukti dengan melakukan visum bekas pukulan. Sejumlah saksi yang melihat serentetan tersebut juga akan dimintai keterangan sebagai saksi. Pujianto selaku terlapor juga akan dimintai keterangan. ''Kita masih menunggu hasil visum dokter,'' kata AKP Sutikno. jawapos.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar