24.12.08

Bersepeda ke Sekolah ??

Di film Laskar Pelangi yang fenomenal, guru-guru dan murid-murid sekolah menjadikan sepeda sebagai alat transportasi utama. Kini ketika isu pemanasan global mengemuka, bersepeda dipilih pelajar di Kota Bandung untuk berpartisipasi mengurangi polusi.

Bersepeda ke sekolah itu seru, kata Maliqa Rizqi Anindita (15), Ketua OSIS SMA Taruna Bhakti, Bandung. Maliqa tertarik bersepeda ke sekolah setelah ikut menjadi panitia kegiatan Let s Go Bike yang diselenggarakan 25 Oktober lalu. Waktu acara, saya malah tidak ikut bersepeda. Sebab saya sibuk mengurusi acara, kata Maliqa.

Uniknya lagi, saat itu ia belum punya sepeda. Namun, ia kemudian tertarik menggunakan sepeda setelah melihat antusiasme peserta acara. Saya kemudian membeli sepeda yang biasa dulu, jadi harganya tidak terlalu mahal, kata Maliqa yang tinggal di Awiligar, yakni daerah di Bandung bagian utara.

Saat pertama bersepeda ke sekolah, orangtua Maliqa sempat khawatir. Maklum, jarak Awiligar ke SMA Taruna Bhakti yang terletak di Jalan LRE Martadinata cukup jauh untuk ditempuh dengan bersepeda. Padahal, kondisi lalu lintas belum aman bagi para pengendara sepeda. Kekhawatiran orangtua Maliqa juga disebabkan kondisi udara yang sudah tercemar polusi. Namun, saya bilang ke orangtua, kalau memang khawatir polusi harusnya kita juga melakukan sesuatu untuk mengurangi polusi, kata Maliqa.

Bagi Maliqa, bersepeda menjadi lebih menyenangkan karena ia tidak sendirian. Apalagi, setelah kegiatan, jumlah pengguna sepeda meningkat. Bersepeda jadi seru . "Kami memang belum bersepeda setiap hari. Tetapi dalam satu minggu, pasti ada hari bersepeda," kata Maliqa. Bukannya capek, Maliqa justru mengaku bersepeda membuat badan segar.

Bersama teman-teman yang sudah bersepeda, Maliqa juga mengajak teman lain yang belum bersepeda. Untuk mengajak teman, kami sampai bela-belain menginap di rumah rumahnya. Dengan menginap, pagi-pagi kami berangkat bersepeda bersama, ujar Maliqa yang kini sering ikut ngumpul dengan komunitas Bike to Work Bandung.

Tahun depan, kami berencana membentuk komunitas Bike To School. "Untuk itu, ami minta saran dari komunitas Bike to Work," kata Maliqa. Sebab itu, Maliqa antusias ketika diundang untuk mengikuti Ngagoe5apedah (baca ngagoesapedah), yakni acara bersepeda bersama yang digelar SMAN 5 Bandung, Minggu (21/12) lalu. Kegiatan ini diikuti sekitar 150 pelajar SMAN 5 dan sekolah lain yang diundang.

Oleh SMAN 5, kegiatan bersepeda dipilih setelah polling yang melibatkan 700 siswa di sekolah tersebut. Dari 700 siswa, sekitar 500 siswa memilih kegiatan bersepeda. "Selain polling, kami juga terinspirasi oleh kegiatan bersepeda yang sudah lebih dulu dilakukan oleh SMA Taruna Bhakti," kata ketua panitia Ngagoe5apedah, Kinanti Adyawardhani.

Kinan mengatakan, bersepeda merupakan cara mudah untuk ikut mengurangi dampak perubahan iklim. "Dengan bersepeda, kita ikut mengurangi polusi," kata Kinan. Untuk memperkuat pesan kampanye, mereka mengajak Putri Indonesia Lingkungan 2008 Ayu Diandra Sari dan finalis Putri Indonesia dari Jawa Barat Astri Megatari.

Kedua Putri Indonesia tersebut mengaku bersemangat ikut kegiatan. Secara pribadi saya kaget sewaktu mendapat undangan dari mereka. Ternyata dari para pelajar SMA, muncul ide kegiatan untuk ikut berpartisipasi dalam pengurangan pemanasan global. Padahal, selama ini banyak generasi muda yang cuek terhadap isu ini, kata Ayu.

Astri menambahkan, acara itu sangat bagus untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Kota Bandung terkait pengurangan polusi udara. "Kegiatan ini juga bisa mendorong pelajar sekolah lain untuk melakukan hal serupa," kata Astri.

Petisi

Tidak berhenti di kegiatan seremonial, para pelajar itu juga berniat menyampaikan aspirasi pada Wali Kota Bandung. Kami ingin menagih janji pembuatan jalur khusus sepeda atau bike line yang disampaikan pemerintah kota Bandung saat kegiatan bersepeda bersama yang diselenggarakan SMA Taruna Bhakti, kata panitia Ngagoe5apedah Siti Nuraisyah.

Petisi ini tidak hanya disuarakan oleh SMAN 5 tetapi juga oleh beberapa sekolah lain. "Setelah kegiatan Ngagoe5apedah, kami akan berkeliling ke sekolah lain untuk minta dukungan tanda tangan," lanjut Siti.

Kegiatan bersepeda ke sekolah ini mendapat dukungan penuh dari Ketua Komunitas Bike To Work Bandung, Satiya Adi Wasana yang akrab disapa Tiyo. Apalagi, menurut Tiyo, saat ini masih sulit untuk mengajak anak-anak ke sekolah menggunakan sepeda.

"Ini terkait gaya dan pandangan hidup. Bagi sebagian besar pelajar, ke sekolah menggunakan sepeda motor atau mobil masih menjadi pilihan," kata Tiyo.

Padahal, saat ini penggunaan sepeda tidak selalu didasari alasan tidak mampu membeli sepeda motor atau mobil. Yang mampu beli sepeda motor atau mobil pun memilih bersepeda.

"Sebab, bersepeda sudah menjadi gaya hidup untuk lebih ramah lingkungan. Bersepeda itu keren," kata Tiyo.

Namun, ia mengakui, saat ini infrastruktur kota belum ramah sepeda. "Kami berharap adanya jalur khusus sepeda serta tempat parkir khusus sepeda. Saat ini kalau bersepeda kami masih berbagi jalan dengan sepeda motor dan mobil. Saat parkir, kami juga harus mencari pohon atau tiang karena tidak ada tempat khusus,"


Tidak ada komentar:

Posting Komentar