17.4.09

SD Juara, Sekolah Bagi Anak Miskin

Demi mendukung program pendidikan gratis untuk warga kurang mampu, sebuah yayasan berskala nasional mendirikan sekolah dasar (SD) gratis untuk warga miskin. Hebatnya, sekolah gratis ini bukan sekolah ala kadarnya, seperti sekolah swadaya lainnya. Tapi, lengkap dengan fasilitas dan kegiatan yang tidak kalah dengan sekolah lainnya.

Salah satunya SD Juara di kawasan Cideng, Jakarta Pusat. Sekolah yang didirikan setahun lalu ini telah menumbuhkan harapan baru bagi warga miskin. Setidaknya anak-anak mereka bisa mengenyam bangku pendidikan tanpa harus mengeluarkan biaya sepeser pun.

Menurut R Sriharto, Kepala Sekolah SD Juara, meski tidak memungut biaya sedikit pun dari siswa, sekolah tetap mempertahankan mutu pendidikannya. Selain mengikuti kurikulum nasional pada umumnya, berbagai kegiatan ekstrakurikuler juga diadakan. Belum lagi fasilitas pendidikan seperti komputer yang juga tersedia.

SD Juara adalah salah satu program rumah zakat di bidang pendidikan. Selain di Jakarta, SD Juara juga ada di Bandung, Jawa Barat, dan Pekan Baru, Riau. Kini, dengan adanya sekolah gratis tersebut semangat anak-anak untuk meraih cita-cita dapat bangkit kembali. Sebab, ketidakmampuan ekonomi untuk biaya sekolah sempat membuat mereka patah arang. (liputan6.com)


[+/-] Selengkapnya...

Guru Kurang, Sekolah Hanya Dua Kali Seminggu

Belum semua anak Indonesia bisa menikmati pendidikan sekolah dasar secara normal. Di Bale Rawa, Sanggau, Kalimantan Barat misalnya, kurangnya guru membuat siswa hanya bersekolah dua kali seminggu.

Belajar berkelompok di malam hari merupakan kegiatan tetap siswa SD Bale Rawa. Ini karena materi pembelajaran di sekolah belum sepenuhnya mereka terima. Sekolah yang berlangsung dua kali dalam seminggu membuat siswa dan orangtua harus melengkapi materi pelajaran di luar jam sekolah.

Sarana dan fasilitas ruangan belajar juga memprihatinkan. Lantai kelas yang terbuat dari kayu sudah rusak sehingga berbahaya bagi siswa maupun guru.

Sarana transportasi yang sangat sulit menjadikan guru untuk tidak bisa hadir setiap hari. Jarak yang hanya delapan kilometer dari Kecamatan Tayan harus ditempuh selama satu jam dengan kendaraan roda dua. Tempat tinggal para guru yang sudah disiapkan tidak pernah terpakai hingga kondisinya pun rusak parah. liputan6.com


[+/-] Selengkapnya...

9.2.09

UI Bangun Perpustakaan Terbesar di Asia

Universitas Indonesia (UI) Depok berencana membangun perpustakaan terbesar di Asia di lahan seluas 24.000 m2 dengan nama Kristal Knowledge. Rencananya perpustakaan tersebut akan mengoleksi 5 juta judul buku dari pelbagai bidang keilmuan.

Rektor Universitas Indonesia Gumilar Rusliwa Soemantri mengatakan, target pembangunan dijadwalkan rampung pada Desember tahun ini. "Kepada saudara yang ingin melanjutkan ke jenjang program S2 dan S3 di UI nanti dapat ikut menikmati fasilitas perpustakaan terbesar di Asia ini," katanya.

Gumilar mengklaim, Kristal Knowledge baru dapat difungsikan tahun 2010. Perpustakaan ini juga merupakan pengembangan dari perpustakaan yang telah ada sebelumnya. Artinya, dari sisi luas, banyaknya buku, tata letak, dan suasana Kristal Knowledge lebih mumpuni ketimbang UPT Perpustakaan Pusat saat ini.

UPT, kata Gumilar, berdiri di lahan seluas 5.926 m2. Yang bangunananya terdiri dari dua bangunan, yaitu Gedung A (1.764 m2) yang berlantai 2, dan Gedung B (4.162 m2) yang berlantai 4.

Lokasinya berdekatan dengan Gedung Rektorat, Fakultas Ilmu Komputer, Fakultas Ilmu Budaya (dulu Fak Sastra) dan menara air. "Rencana strategis UI pada tahun 1998-2003 adalah menetapkan agar UPT Perpustakaan UI menjadi Perpustakaan Universitas Indonesia yang modern menuju Universitas Riset. Sekarang lebih maju lagi," kata dia.

Menurutnya, Kepala UPT Perpustakaan Pusat bertanggung jawab secara langsung kepada rektor, melalui wakil rektor I (Bidang Akademik) dan berfungsi sebagai koordinator untuk perpustakaan-perpustakaan fakultas. Sementara perpustakaan fakultas bertanggung jawab kepada dekan fakultas masing-masing.

Seluruh kepala perpustakaan fakultas dan kepala perpustakaan UI mengadakan pertemuan koordinasi secara berkala. "Kedudukan, tugas pokok, dan fungsi Sistem Perpustakaan Universitas Indonesia Terpadu itu dikukuhkan dengan Keputusan Rektor No 230/SK/R/UI/1999, tanggal 16 Agustus 1999," ujar Gumilar.

Lebih lanjut, kata Gumilar, UI memiliki 12 perpustakaan fakultas, yaitu Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Matematika da Ilmu pengetahuan Alam, Fakultas Tehnik, Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Ilmu Budaya, Fakultas Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Komputer dan Fakultas Ilmu Keperawatan.

"Kristal Knowledge dirancang oleh mahasiswa UI. Perpustakaan ini diharap menjadi perpustakan moderen yang mampu memberikan gebrakan baru," ujarnya. okezone.com


[+/-] Selengkapnya...

5.2.09

Sekolah Itu Menjadi Tempat Teraman

Rani (20), duduk bersimpuh sambil mengelus kepala anaknya, Rizki Bachtiar (8 bulan), Rabu (4/2) siang. Warga Desa Telaga, Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah tersebut merupakan satu dari ratusan warga yang mengungsi, karena rumah mereka terkena longsoran. Ia sudah berada di SD tersebut sejak tiga hari lalu.

Desa Telaga merupakan satu dari sembilan desa di Kecamatan Bantarkawung, yang mengalami bencana tanah longsor. Berdasarkan data dari Kantor Kecamatan Bantarkawung, delapan desa lainnya meliputi Desa Bangbayang, Banjarsari, Cibentang, Karangpari, Waru, Cinanas, Pengarasan, dan Jipang.

Sedikitnya 500 warga yang mengungsi di SD Telaga 02. Secara keseluruhan, jumlah pengungsi di Desa Telaga mencapai sekitar 1.072 jiwa. Selain di SD tersebut, warga juga mengungsi di tenda darurat dan rumah-rumah warga lainnya yang dinilai masih aman.

Rani mengaku tidak pernah menyangka, bencana melanda desanya. Meskipun terletak di wilayah perbukitan, warga tidak siap mengalami kejadian tersebut, karena longsor belum pernah terjadi di sana. "Sampai sebesar ini, belum pernah ada longsor di desa saya," ujarnya.

Selama ini, ia tinggal bersama ayahnya, Munasor (52), suaminya, Cipto (25), dan anaknya, Rizki. Saat kejadian, mereka sedang bersantai di dalam rumah.

"Tiba-tiba, terdengar suara gemuruh dan gemeretak dari lantai serta dinding rumahnya. Saat itu malam har i, hujan deras. Lampu listrik mati dan tetangga-tetangga pada berteriak," katanya.

Bersama dengan keluarganya, Rani berlari menyelamatkan diri. Ia tinggal di masjid desa setempat. Namun karena lokasi masjid juga berdekatan dengan daerah yang terkena longsoran, pada Senin siang ia kembali mengungsi ke SD Telaga 02.

Rani mengaku sedih dengan kejadian tersebut. Ia takut kembali ke rumahnya, karena kondisi tanah perbukitan masih bergerak secara perlahan. Padahal, anaknya membutuhkan tempat yang amam dan nyaman.

Dalam lokasi pengungsian, bayi tersebut hanya tidur beralaskan kasur dan tikar yang digelar di salah satu ruang kelas. Meskipun terbuat dari ubin, lantai sekolah tersebut dingin dan terasa lembab. Saat ini, Rizki juga mulai terserang demam.

Tidak hanya Rani yang mengalami kesedihan akibat harus mengungsi. Kosidin (42) juga terpaksa membawa keluarganya menginap di sekolah tersebut, karena rumah mereka rusak terkena longsor. "Tanah di bawah rumah terbelah, sehingga rumah kami sudah tidak layak huni lagi," tuturnya.

Padahal sebagai petani, ia telah bersusah payah mengumpulkan uang untuk bisa membangun rumah tersebut. Selain dirinya, isteri, dan satu anak, rumah bertingkat dari tembok miliknya juga ditempati keluarga mertuanya, Abdulah (60), serta keluarga adiknya, Mu takin (35). Secara keseluruhan, terdapat 10 penghuni di dalam rumah tersebut.

Meskipun sedih, Kosidin tidak memiliki pilihan lain. Saat ini, sekolah tersebut merupakan tempat yang paling aman untuk mengungsi. Ia berharap agar pemerintah merelokasi warga yang rumahnya rusak terkena longsor.

Kepala SD Telaga 02, Sutomo mengatakan, lokasi SD memang dinilai paling aman, karena jauh dari perbukitan yang longsor. Meskipun dijadikan sebagai tempat pengungsian, siswa tetap diupayakan mendapat pelajaran.

Kegiatan belajar mengajar berlangsung secara bergantian dengan warga yang mengungsi. Namun karena ruang kelas dipenuhi dengan perabotan, seperti kasur, siswa terpaksa belajar secara lesehan dengan menggunakan tikar.

Pada pagi hari, warga terpaksa menunggu di luar, karena ruang kelas digunakan untuk sekolah. "Sekarang sudah ada tenda darurat di sekitar sekolah, kemarin kambing dan sapi juga dibawa ke halaman sekolah ini," katanya.

"Sekolah duduk di lantai tidak apa-apa, masih bisa menerima pelajaran," tutur Ihad Mustakin, siswa kelas IV SD Telaga 02. Meski masih kecil, bocah tersebut mengaku bisa merasakan kesedihan warga di desanya. Oleh karena itu, ia rela bersekolah dengan berda mpingan bersama pengungsi.

Hal senada juga disampaikan Siti Masruroh, siswa kelas VI SD Telaga 02. Karena sekolahnya dinilai paling aman, ia pun tidak keberatan harus sekolah secara lesehan. Gadis kecil tersebut berharap agar bencana yang melanda wilayahnya segera berakhir.

Kepala Seksi Perlindungan Masyarakat, Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Brebes, Mujahidin mengatakan, penggunaan SD sebagai lokasi pengungsian bersifat sementara. Pemerintah akan mengupayakan lokasi lain dengan menggunakan tenda, karena khawatir aktifitas sekolah terganggu.

Saat ini, bantuan tenda yang sudah diberikan meliputi 40 tenda besar, dua unit tenda evakuasi, dan 27 tenda dari PMI. Menurut dia, banyak rumah warga yang rusak karena sebagian besar merupakan rumah semi permanen. kompas.com


[+/-] Selengkapnya...

4.2.09

Sekolah Terendam, Siswa Meliburkan Diri

Banjir yang melanda wilayah Kencong ternyata tak hanya menyebabkan ribuan rumah warga terendam. Banjir ternyata juga mengakibatkan mandeknya kegiatan belajar mengajar (KBM) di beberapa sekolah. Di antaranya KBM di SD Paseban 01, 02, dan 03. Sejak banjir menerjang sekolah mereka Sabtu lalu, banyak siswa tak sekolah. Ini lantaran sekolah mereka terendam luapan Sungai Tanggul.

Sebenarnya para guru siap mengajar, namun tak ada siswa yang masuk sekolah. "Sampai saat ini semua kelas masih terendam air luapan dari sungai yang tangkisnya jebol itu," ujar Ninik Simi, kepala SDN Paseban I. Padahal, para guru telah siap mengajar para siswa yang jumlahnya mencapai 133 orang.

Untuk mengantisipasi adanya siswa yang mau belajar, lanjut dia, tiap hari para guru datang ke posko bersama yang telah disiapkan UPTD Kencong di SD Cakru 02 di Desa Paseban.

"Untuk SD sampai saat ini masih terendam sebatas dada orang dewasa. Ratusan siswa tidak mungkin bisa belajar," paparnya.

Ninik menambahkan, akibat banjir, banyak buku pelajaran yang rusak terendam banjir hingga hilang terbawa arus. "Banyak pula siswa yang mengungsi ke Lumajang maupun ke rumah saudaranya," paparnya.

Menurut Sugiono, kepala SD Paseban 02, meski tidak ada siswa yang masuk, namun para guru siap di posko yang sudah disediakan. Sehingga, bila sewaktu-waktu tenaga dibutuhkan, para guru siap mengajar. "Jumlah siswa di SD Paseban 02 mencapai 225 siswa," ujarnya.

Kondisi serupa terjadi di SD Paseban 03. Sebanyak 107 siswa hingga kemarin belum ada yang masuk karena sekolah terendam banjir.

Atas kenyataan itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jember Drs Achmad Sudiyono MSi mengimbau para siswa tetap masuk sekolah. Lokasi belajar bisa menempati rumah warga yang tidak terendam banjir atau menggunakan posko bencana yang sudah disediakan.

Tak heran bila Heri Suwono, kepala UPTD Kencong, juga telah mengupayakan pembelajaran siswa di rumah-rumah warga yang tidak tergenang air. "Tadi hanya ada 10 anak yang bisa masuk. Itu karena lokasi rumah mereka dekat dengan sekolah. Yang lain, tidak bisa karena air sampai setinggi lutut," jelasnya.

Hingga selasa kemarin, sudah ada tiga posko pendidikan yang dibuka UPTD Kencong. Yakni di SDN Cakru II, SDN Kraton II, dan Kantor UPTD Kencong. "Karena jumlah siswa cukup banyak, masih diperlukan tambahan ruang di rumah-rumah warga," paparnya.

Selain menambah ruang, pihaknya akan mengajukan tambahan buku pelajaran. Terutama untuk SDN Kencong IV karena banyak buku pelajaran yang hanyut terbawa banjir. Sedangkan untuk SDN Paseban 01 sampai 03, masih beruntung karena dokumen-dokumen penting dan buku-buku sekolah hanya basah.

Menurut Heri Suwono, tiga sekolah lain yang juga terendam adalah SDN Kencong IV, Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Kraton, dan SMP Trunojoyo Paseban.

Di lokasi berbeda, pasca banjir menerjang Kecamatan Panti hingga mengakibatkan jembatan putus, aktivitas KBM tetap berjalan lancar. Menurut Kepala UPTD Panti Hartini, sampai saat ini suasana pembelajaran masih kondusif, meski KBM tidak dilaksanakan di dalam kelas, karena menunggu perbaikan jembatan.

"Jumat jembatan putus, Sabtu pagi sudah bisa sekolah seperti biasa di rumah warga," terangnya. Setidaknya ada 92 siswa yang mengikuti pelajaran di rumah Kades dan di rumah-rumah penduduknya. jawapos.com


[+/-] Selengkapnya...

2.2.09

Siswa SLB Di Bogor Diajari Internet

Bogor - Sekolah Luar Biasa (SLB) C Dharma Wanita Kota Bogor membuka laboratorium komputer berfasilitas layanan jejaring komputer sejagat (Internet).

Kepala SLB C Dharma Wanita Kota Bogor, Mumuh W. Sumarto, mengatakan bahwa ada 10 unit personal komputer dan tiga unit laptop bantuan dari Direktorat SLB Depdiknas melalui program pembelajaran (e-learning), pada tahun anggaran 2008.

"Komputer ini bisa dimanfaatkan oleh para siswa untuk menambah keterampilan dan pengetahuan," kata Mumuh W. Sumarto, di Bogor, Jumat, usai diresmikan penggunaannya oleh Walikota Bogor, Diani Budiarto.

Dikatakan Mumuh, meskipun anak didiknya mengalami keterbelakangan mental, tapi dengan diberikannya pengetahuan komputer dan internet, amak diharapkan dapat memotivasi untuk menambah pengetahuan dan wawasan seperti siswa normal pada umumnya.

Melalui laboratorium komputer, kata dia, menjadi media pembelajaran baik bagi siswa, guru, maupun orang tua siswa.

"Jadi, labolatorium tersebut juga bisa dimanfaatkan oleh guru dan orang tua siswa yang ingin belajar komputer, " katanya.

SLB C Dharma Wanita yang berada di Jalan Malabar Kota Bogor, kata dia, sebelumnya telah mengajarkan keterampilan budi daya tanaman hias, kesenian, warung karya, terapi dan olah raga tarung derajat, serta berbagai keterampilan lainnya.

"Dengan dibuka laboratorium komputer ini, maka pengetahuan dan wawasan siswa kami bisa bertambah," katanya.

Dijelaskannya, siswa SLB C Dharma Wanita Kota Bogor saat ini ada sebanyak 90 anak, degan tenaga pendidik 17 guru.

"Jumlah siswa setiap tahun terus bertambah. Pada tahun 2007, jumlah siswa kami cuma 60 siswa," katanya.

Dikatakannya, kurikulum di SLB tidak mengenal tahun ajaran, karena setiap saat siswa bisa berkurang dan bisa bertambah.

"Peningkatan jumlah siswa, tidak perlu harus disyukuri. Tapi, yang harus disyukuri adalah meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya yang bermental terbelakang ke SLB," katanya.

Walikota Bogor Diani Budiarto mengatakan, pendidikan keterampilan di SLB C Dharma Wanita sudah cukup bervariasi.

"Untuk meningkatkan fasilitas di SLB ini, akan dibahas dalam rapat rutin bersama dinas terkait," katanya menambahkan. antara.co.id


[+/-] Selengkapnya...

Kepala Siswa Luka Dipukul Guru

Lima siswa Sekolah Menengah Kejuruan Budidaya Tanaman di Cianjur, Jawa Barat dipukul dengan gembok oleh gurunya, baru-baru ini. Kepala salah seorang siswa bocor sehingga tidak bisa sekolah. Kini, kepala siswa bernama Zaenal pun harus diperban.

Pemukulan dengan gembok diduga karena sang guru kesal terhadap Zaenal dan kawan-kawannya masih berada di kantin sekolah saat sedang diadakan siraman rohani di lapangan. Menurut para murid sang guru memang "killer". Pihak sekolah membenarkan peristiwa tersebut. liputan6.com


[+/-] Selengkapnya...

31.1.09

Tiga Bulan Berjalan, Efektif Ajak Siswa Jujur

Gagasan membentuk sikap jujur di kalangan siswa SD dari program kantin kejujuran berjalan cukup efektif. Hasilnya, program yang digagas Kejari Kota Malang di SDN Tunjungsekar I ini berjalan lancar selama tiga bulan ini. Para siswa sudah terbiasa berlaku jujur membayar dan mengambil kembalian uang jajan sendiri.

Kasek SDN Tunjungsekar I Nanik Sulistyowati mengatakan, sejak program ini digulirkan anak-anak tertib dalam membeli aneka makanan yang disediakan di kantin kejujuran. Bahkan, sekolah saat ini menambah dua kios yang disewakan kepada orang lain untuk menambah menu jajanan siswa.

Meski melibatkan pihak luar, sistem dagangan harus mengadopsi kantin kejujuran. Yakni, menyediakan jajanan sekaligus harganya. Dan, siswa yang membeli memasukkan uangnya ke dalam kaleng tempat penyimpanan uang. Bagi siswa yang uangnya ada kembalian, siswa yang mengambil sendiri. "Jadi penjual, hanya mengawasi dan menjawab pertanyaan anak-anak apabila ada yang tidak mengerti," ujar Nanik, ketika ditemui di kantin kejujuran kemarin.

Dan ketika kantin ditutup, petugas sekolah menghitung jumlah barang dengan uang yang ada di kaleng, hasilnya sama persis. Ini menunjukkan bahwa anak-anak sudah bersikap jujur, meskipun masih perlu ada pengawasan dari jauh.

Nanik mengatakan, keberhasilan ini terwujud karena setiap guru yang mengajar mata pelajaran (mapel) yang terkait kantin kejujuran setiap hari selalu mengingatkan. Seperti mapel PPKN, Agama, IPS. Jadi, setiap kali mengambil contoh dalam pelajaran itu selalu dikaitkan dengan kantin kejujuran. "Harus diakui, usia mereka masih anak-anak, lebih mudah membentuk sikap jujur. Tapi ini harus ada kesinambungan agar sikap ini terus melekat pada diri anak-anak hingga kelak dewasa," tuturnya.

Disinggung adanya mulok (muatan lokal) tentang korupsi dari kejari, Nanik mengatakan hingga saat ini belum ada materi terkait korupsi yang sebelumnya memang diwacanakan kejari saat peresmian kantin kejujuran. "Meski belum ada, untuk awalan program ini berjalan efektif. Bahkan setiap bulan, kantin ini selalu untung. Per harinya bekisar Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu," tuturnya. Namun, keuntungan itu bukan yang dicari. Tapi bagaimana dengan membentuk sikap anak mengambil barang dan membayar sesuai dengan harga yang telah diterapkan. jawapos.com


[+/-] Selengkapnya...

30.1.09

Purwantoro 1 Masuk Enam Besar

Gugus dua Kecamatan Blimbing yang berpusat di SDN Purwantoro 1 masuk enam besar provinsi dalam lomba gugus 2008-2009. Kemarin, sekolah yang berada di Jalan Raya Letjen Sutoyo Kota Malang ini kembali didatangi tim penilai dari Dinas P & K Provinsi Jatim.

"Tim kembali menilai gugus dua untuk mencari pemenang dari enam besar. Kalau berhasil, maka akan maju ke nasional," ungkap Suwarjana, kasi Kurikulum Dikdas Diknas Kota Malang, kemarin.

Ketua Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus 2 Blimbing M. Anwar mengungkapkan, keunggulan yang ditawarkan dalam gugus dua salah satunya adalah pelajaran keterampilan bernilai ekonomis kepada siswa SD. Kepada lima anggota gugus 2, produk unggulan itu disebarkan. Lima anggota gugus 2 Blimbing adalah SDN Purwantoro 2, SDN Purwantoro 4, SDN Purwantoro 6, SDN Purwantoro 8, dan SD Taman Muda 2.

Dua unggulan lainnya adalah pelibatan peran serta masyarakat dalam membina keterampilan siswa. Dan pembuatan buletin Citra Edukasi untuk menampung artikel guru, tulisan, atau puisi siswa dan info-info sekolah. "Untuk tingkat SD, tiga unggulan itu kami pandang sangat positif," kata Anwar.

Pelajaran membuat buah karya yang bernilai ekonomis bisa diberikan guru semenjak seorang anak duduk sebagai siswa sekolah dasar (SD). Dengan begitu, anak terbiasa membuat buah tangan yang bermanfaat bagi dia dan orang lain. Karena dengan karya yang bermanfaat, maka timbul nilai jual. Tidak sekadar membuat buah tangan asal-asalan yang dianggap indah bagi pembuatnya sendiri.

Buah karya bernilai ekonomis bocah SD, misalnya tempat pensil dari kaleng bekas dengan hiasan belalai gajah, replika menara petronas dari kertas bekas, wadah dari manik-manik, juga topeng Malangan dari bubur kertas. Ada juga brownies tempe dan asesoris dari pita.

Barang-barang yang dibanderol mulai Rp 2.000 hingga Rp 25 ribu tersebut kemarin dipamerkan di SDN Purwantoro 1. Pameran itu dalam rangka penilaian tingkat provinsi lomba gugus yang dipusatkan di Kecamatan Blimbing, Kota Malang.

Suwarjana menambahkan raihan juara I tingkat nasional lomba gugus kategori SD menjadi penghargaan tiga kali berturut-turut. Sementara, untuk TK baru 2008 berhasil meraih juara I. Tahun 2007, TK Kota Malang yang diwakili TK Taman Harapan hanya mampu bertahan di 10 besar Jatim. jawapos.com


[+/-] Selengkapnya...

T-Rex Untuk Kenalkan Robotika

Ingin memperkenalkan robotika di sekolah-sekolah yang ada di Bandung, SMA Kriten Trimulya menggelar Trimulya Robotic Exibition (T-Rex). Lebih dari 40 tim akan unjuk kebolehan dalam ajang kompetisi robot mulai 30-31 Januari 2009.

"Kita ingin perkenalkan robotika di tingkat sekolah. Kita ingin robotika bisa diterima dan populer di semua sekolahan," ujar Willy Virga Hidayat ST, pembina OSIS SMAK Trimulya di ruang Multimedia SMAK Trimulya, Jalan Dr Djunjunan No 105.

Menurut Willy, sudah 4 tahun kegiatan ekstrakulikuler robotika diadakan di SMAK Trimulya. Dari tahun ke tahun semakin banyak yang ikut ekstrakulikuler robotika tersebut.

"Dalam ekskul robotika di kita bukan hanya merakit tapi juga programming. Siswa tidak hanya belajar membuat atau membangun robot tapi juga memprogram agar robot tersebut bisa berjalan dengan baik," papar pria yang juga menjabat sebagai ketua pelaksana T-Rex ini.

Antusiasme peserta dalam mengikuti kompetisi ini juga sangat besar. Selain SD, SMP dan SMA Trimulya, sekolah yang lain seperti SD Bais, Science Grup, SD Pribadi, SMPK 1 BPK, SMP Bintang Mulya, SMP Yahya, SMP dan SMA Bina Bakti, SMA Santa Maria, SMA Alloysius Batununggal, serta SMAN 12 Bandung ikut dalam kompetisi.

"Kompetisi kita bagi menjadi 3 kelas, yakni kelas SD, SMP dan SMA," pungkasnya. detik.com


[+/-] Selengkapnya...

29.1.09

Mantan Kepsek SMP Divonis 1 Tahun 4 Bulan

Mantan Kepala Sekolah SMP 21 Bandung Deddy Abdul Adha divonis 1 tahun empat bulan penjara, karena terbukti bersalah menggunakan dana block grant APBN 2006-2007 senilai Rp 220 juta yang seharusnya untuk pembangunan empat ruangan kelas.

Vonis tersebut dijatuhkan oleh majelis hakim yang dipimpin oleh Imam Syafei di PN Bandung, Jalan LRE Martadinata, Rabu (28/1/2009).

Vonis ini lebih rendah dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum J Tanamal yang menuntutnya 2 tahun penjara.

Terdakwa telah menggunakan uang Rp 220 juta untuk pembangunan empat ruang kelas baru di SMPN 21, tetapi tidak menggunakan aturan juklak dan juknis pembangunan gedung sekolah yang seharusnya.

Terdakwa tidak meminta bantuan tenaga teknis bahkan terdakwa merangkap sebagai bendahara tanpa melibatkan pihak lain sesuai petunjuk pelaksana bantuan. Parahnya, bangunan empat kelas itu hingga kini belum rampung.

"Terdakwa dijerat pasal 3 ayat 1 UU RI No 31 tahun 1999 tentang tindak pidana korupsi," ujar Imam dalam pembacaan vonis.

Selain menvonis penjara 1 tahun 4 bulan, terdakwa juga dikenai denda sebesar Rp 50 juta subsider 2 bulan dan uang pengganti sebesar Rp 147,5 juta dan subsider kurungan 6 bulan. Uang pengganti ini lebih rendah dari tuntutan jaksa yang meminta terdakwa membayar uang pengganti sebesar Rp 220 juta.

"Jika tidak mampu membayar dalam satu bulan aset kekayaan akan dilelang. Kalau tidak mencukupi, maka subsider 6 bulan," ujar majelis hakim.

Kuasa hukum terdakwa, Iqbal Nugraha, mengaku keberatan dengan keputusan hakim tersebut. Pihakanua meminta waktu selama tujuh hari untuk mempertimbangkan banding. Hal sama juga dilakukan JPU. detik.com


[+/-] Selengkapnya...

28.1.09

Belajar Tanpa Rasa Takut

Belajar tanpa rasa takut. Itulah inti kampanye sejumlah pelajar sekolah menengah di Jakarta, baru-baru ini. Melalui poster, foto, dan puisi mereka satu suara untuk menghentikan berbagai bentuk bullying atau aksi ancam-mengancam disertai kekerasan yang sering terjadi di sekolah.

Romy, salah satu siswa, mengatakan, biasanya siswa yang pernah mengalami kekerasan selalu sulit tidur, gelisah, dan trauma. Lain lagi dengan Ratu. Ia lebih memilih diam setiap melihat tindakan bullying walaupun merasa kasihan.

Survei yang dilakukan Yayasan Sejiwa terhadap 1.500 siswa di tiga kota besar di Indonesia menemukan 67 persen siswa sekolah menengah pernah mengalami aneka jenis kekerasan fisik dan mental dari rekannya sendiri. Menurut Ratna Juwita, Psikolog dari Universitas Indonesia, sebaiknya setiap anak memiliki rasa percaya diri yang positif serta mau berkomunikasi agar terhindar dari perilaku kekerasan. "Siswa harus mau belajar untuk berkomunikasi dengan baik dan positif," ucap Ratna.

Sementara orangtua sebaiknya membekali putra-putrinya dengan rasa percaya diri tinggi. Ini agar sang anak tak mudah menjadi korban bullying. Sedangkan siswa baru harus berlatih untuk tak mudah merasa terintimidasi. Bila belum bisa, siswa sebaiknya sering berada dalam kelompok yang bersahabat. liputan6.com


[+/-] Selengkapnya...

24.1.09

Sekolah Ambruk, Siswa Belajar di Tenda

Ciamis: Ratusan siswa Sekolah Dasar Negeri 1 Emplak, Kalipucang, Ciamis, Jawa Barat, terpaksa belajar di bawah tenda. Pasalnya tiga ruang kelas yang ambruk sejak Desember silam hingga kini belum diperbaiki. Tiga ruang ambruk karena kondisi bangunan sudah lapuk.

Selain tiga kelas yang rata dengan tanah, kondisi empat kelas lainnya dan ruang guru sangat memprihatinkan dan membahayakan. Namun masih digunakan untuk kegiatan belajar karena tak ada ruang pengganti. Dinas Pendidikan Ciamis berjanji memperbaiki pada Mei 2009 karena dana baru akan cair sekitar April mendatang.

Selain SDN 1 Emplak, masih ada 1.200 ruang kelas di daerah Ciamis yang rusak berat dan harus segera diperbaiki. "Karena kebetulan robohnya pada akhir tahun anggaran sehingga kami belum bisa segera membangunnya," ucap Wawan Arifin, Kepala Dinas Pendidikan Ciamis. liputan6.com


[+/-] Selengkapnya...

500 Ruang Kelas SD Rusak

Sekitar 500 ruang kelas SD dan SDLB di Kabupaten Lamongan dalam kondisi rusak. Bangunan tersebut rata-rata dibangun pada 1975 hingga 1976, tetapi belum tersentuh perbaikan.

"Bangunan lokal gedung sekolah tersebut diperkirakan akan masuk daftar penghapusan. Ternyata perkiraan itu tidak terealisasi sehingga bangunan tersebut harus diperbaiki,'' kata Kasi Sarana dan Prasarana TK/SD Dinas Pendidikan Lamongan Abdurahman kepada Radar Bojonegoro, kemarin (23/1).

Menurut dia, ruang kelas yang rusak umumnya masih beratap seng dan sebagian kerangka kayunya lapuk. Dari 500 unit bangunan tersebut, 278 unit di antaranya tahun ini akan diperbaiki dengan dana alokasi khusus (DAK). "Sisanya diusulkan untuk mendapat dana perbaikan pada 2010,'' ungkapnya.

Abdurahman mengungkapkan, DAK dari APBN 2009 untuk perbaikan 278 lokal SD dan SDLB nilainya sekitar Rp 50 miliar. Itu masih ditambah dengan dana pendampingan dari APBD Lamongan 2009 sebesar 10 persen atau Rp 5,250 miliar. "Sehingga total dananya Rp 55,250 miliar, selain untuk fisik juga untuk pengadaan mebeler,'' ungkapnya.

Tidak seperti DAK 2008 yang nilainya diseragamkan Rp 250 juta per sekolah dengan jumlah 155 sekolah, kata Abdurahman, DAK tahun ini nilai per sekolah tak sama. Tapi, disesuaikan dengan tingkat kebutuhannya. "Besarnya variatif antara Rp 180 juta hingga Rp 500 juta," terangnya.

Dia menjelaskan, yang mendapat Rp 500 juta hanya SDN Kepatihan Lamongan yang merupakan hasil merger SDN Jetis V, VI, dan VII yang sebagian gedungnya dipakai untuk SMPN 1 Lamongan untuk pengembangan SBI (sekolah berstandar internasional). Sehingga perlu dibangun gedung baru untuk sekolah itu,'' jelasnya.

Abdurahman menambahkan, hingga kemarin proses perbaikan gedung sekolah itu belum bisa dilakukan karena masih menunggu petunjuk teknis (juknis) dari pemerintah pusat. "Diperkirakan baru turun Februari sehingga proses perbaikannya diperkirakan dimulai Maret mendatang,'' imbuhnya. jawapos.com


[+/-] Selengkapnya...

23.1.09

Tak Boleh Ujian karena Berambut Pirang

Seorang kepala sekolah di Inggris dikecam murid dan orang tua murid setelah melarang dua murid perempuan berusia 16 tahun masuk karena rambut mereka 'terlalu pirang'.

Raegan Booth, 16 tahun, dan Aby Western, 15 tahun, mengaku mereka diancam dikeluarkan dari sekolah oleh kepala sekolah mereka, David Alexander, jika mereka tidak mencat rambut mereka menjadi cokelat. Namun, Raegan berkeras untuk tetap mempertahankan warna rambutnya yang memang asli pirang.

Mereka juga mengklaim dipaksa untuk menerapkan kebijakan pakaian yang ketat di Sekolah Rednock di Dursley, Gloucestershire agar bisa mengikuti ujian.

"Peraturan sekolah juga menjelaskan bahwa warna rambut para murid harus alami," ujar Raegan. "Warna rambut tidak alami adalah biru, jingga, hijau, dan merah terang. Pirang adalah warna alami dan ada berbagai macam."

Raegan pun meminta agar dirinya dibolehkan mengikuti ujian. Ayah Raegan, Martin Booth, mengatakan, "Raegan adalah contoh murid yang bekerja keras saat ujian. Hasil-hasil ujiannya selalu bagus. Warna rambutnya memang alami pirang."

Alexander sendiri membantah tudingan Raegan. Menurut Alexander, ia hanya menyuruh Raegan mencat rambutnya dan setelah itu Raegan boleh ikut ujian. "Kami tidak akan menghalangi murid untuk ujian," ujar Alexander.

Alexander juga mengaku dirinya hanya menerapkan peraturan di sekolah dan peraturan tersebut telah ada sejak lama. tempointeraktif.com



[+/-] Selengkapnya...