4.2.09

Sekolah Terendam, Siswa Meliburkan Diri

Banjir yang melanda wilayah Kencong ternyata tak hanya menyebabkan ribuan rumah warga terendam. Banjir ternyata juga mengakibatkan mandeknya kegiatan belajar mengajar (KBM) di beberapa sekolah. Di antaranya KBM di SD Paseban 01, 02, dan 03. Sejak banjir menerjang sekolah mereka Sabtu lalu, banyak siswa tak sekolah. Ini lantaran sekolah mereka terendam luapan Sungai Tanggul.

Sebenarnya para guru siap mengajar, namun tak ada siswa yang masuk sekolah. "Sampai saat ini semua kelas masih terendam air luapan dari sungai yang tangkisnya jebol itu," ujar Ninik Simi, kepala SDN Paseban I. Padahal, para guru telah siap mengajar para siswa yang jumlahnya mencapai 133 orang.

Untuk mengantisipasi adanya siswa yang mau belajar, lanjut dia, tiap hari para guru datang ke posko bersama yang telah disiapkan UPTD Kencong di SD Cakru 02 di Desa Paseban.

"Untuk SD sampai saat ini masih terendam sebatas dada orang dewasa. Ratusan siswa tidak mungkin bisa belajar," paparnya.

Ninik menambahkan, akibat banjir, banyak buku pelajaran yang rusak terendam banjir hingga hilang terbawa arus. "Banyak pula siswa yang mengungsi ke Lumajang maupun ke rumah saudaranya," paparnya.

Menurut Sugiono, kepala SD Paseban 02, meski tidak ada siswa yang masuk, namun para guru siap di posko yang sudah disediakan. Sehingga, bila sewaktu-waktu tenaga dibutuhkan, para guru siap mengajar. "Jumlah siswa di SD Paseban 02 mencapai 225 siswa," ujarnya.

Kondisi serupa terjadi di SD Paseban 03. Sebanyak 107 siswa hingga kemarin belum ada yang masuk karena sekolah terendam banjir.

Atas kenyataan itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jember Drs Achmad Sudiyono MSi mengimbau para siswa tetap masuk sekolah. Lokasi belajar bisa menempati rumah warga yang tidak terendam banjir atau menggunakan posko bencana yang sudah disediakan.

Tak heran bila Heri Suwono, kepala UPTD Kencong, juga telah mengupayakan pembelajaran siswa di rumah-rumah warga yang tidak tergenang air. "Tadi hanya ada 10 anak yang bisa masuk. Itu karena lokasi rumah mereka dekat dengan sekolah. Yang lain, tidak bisa karena air sampai setinggi lutut," jelasnya.

Hingga selasa kemarin, sudah ada tiga posko pendidikan yang dibuka UPTD Kencong. Yakni di SDN Cakru II, SDN Kraton II, dan Kantor UPTD Kencong. "Karena jumlah siswa cukup banyak, masih diperlukan tambahan ruang di rumah-rumah warga," paparnya.

Selain menambah ruang, pihaknya akan mengajukan tambahan buku pelajaran. Terutama untuk SDN Kencong IV karena banyak buku pelajaran yang hanyut terbawa banjir. Sedangkan untuk SDN Paseban 01 sampai 03, masih beruntung karena dokumen-dokumen penting dan buku-buku sekolah hanya basah.

Menurut Heri Suwono, tiga sekolah lain yang juga terendam adalah SDN Kencong IV, Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Kraton, dan SMP Trunojoyo Paseban.

Di lokasi berbeda, pasca banjir menerjang Kecamatan Panti hingga mengakibatkan jembatan putus, aktivitas KBM tetap berjalan lancar. Menurut Kepala UPTD Panti Hartini, sampai saat ini suasana pembelajaran masih kondusif, meski KBM tidak dilaksanakan di dalam kelas, karena menunggu perbaikan jembatan.

"Jumat jembatan putus, Sabtu pagi sudah bisa sekolah seperti biasa di rumah warga," terangnya. Setidaknya ada 92 siswa yang mengikuti pelajaran di rumah Kades dan di rumah-rumah penduduknya. jawapos.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar