8.1.09

30 Siswa Dilarang Ikut Ujian

Sebanyak 30 siswa kelas III SMP Dharma Raya Bhakti, Jl LA Sucipto 334, Blimbing, tidak boleh ikut ujian semester ganjil. Larangan dari pihak sekolah ini dikarenakan mereka belum membayar kebutuhan ujian, mulai try out hingga angsuran ujian nasional (UN).

Dari total 42 siswa yang terbagi dalam dua kelas, ujian hanya diikuti 12 siswa. Rinciannya, dari 23 siswa kelas IIIA hanya diikuti 9 siswa dan dari 19 siswa kelas IIIB hanya diikuti 3 siswa. Sedangkan ujian itu sendiri berlangsung mulai Senin (5/1) hingga Jumat (9/1) besok.

Menurut informasi yang diperoleh Radar, semua peserta ujian diwajibkan melunasi kebutuhan dengan total Rp 500 ribu per peserta. Di antaranya, uang try out Rp 150 ribu, uang tambahan jam pelajaran selama enam bulan sebesar Rp 300 ribu, dan Rp 50 ribu untuk uang angsuran pembayaran UN. Karena sebagian besar siswa tidak mampu membayarnya, akhirnya mereka tidak boleh ikut ujian.

Salah satu siswi kelas IIIA yang menolak ditulis jati dirinya menjelaskan kalau dirinya tidak bisa ikut ujian karena tidak bisa melunasi tarikan dari sekolah. Dia sendiri kini membantu ibunya berjualan makanan di salah satu tempat wisata di Kecamatan Pakis, Malang. "Saya tadi pagi masuk sekolah, tapi dilarang ikut ujian,'' kata gadis berambut sebahu ini.

Dia menjelaskan kalau orang tuanya sangat keberatan jika harus langsung melunasi tagihan sebesar itu. Mengingat kesehariannya orang tuanya hanya bekerja membuka warung nasi dengan hasil pas-pasan.

Demikian juga penuturan Harkim, 43, wali murid kelas III A yang ditemui saat mendatangi kepala sekolah guna mengutarakan ketidakmampuanya melunasi pembayaran. "Saya hanya punya uang Rp 200 ribu. Tapi, Alhamdulillah akhirnya diberi nomor peserta ujian dan mengizinkan anak saya ikut ujian,'' kata warga Polowijen ini.

Kepada Radar, Harkim bisa memaklumi kebijakan sekolah karena bagaimanapun juga sekolah harus memperoleh dana untuk kelangsungan proses pendidikan. Karena pemahaman yang berbeda di kalangan wali murid, mengakibatkan sekolah dianggap bertindak semaunya.

Terpisah, Kepala SMP Dharma Raya Bhakti Sugianto membenarkan mengenai kebijakan tersebut. Hanya saja sekolah tidak bersikap kaku. "Bagi siswa yang tidak mampu tentu ada pengecualian. Bisa diangsur atau minimal ada perhatian terhadap sekolah," terangnya.

Kenyataannya, kata dia, selama ini perhatian serta komunikasi antara wali murid dan sekolah banyak yang kurang. Contohnya tentang tagihan pembayaran yang dibebankan kepada siswa kelas III hingga pelaksanaan ujian semesteran, menurutnya, masih sedikit yang membayar. Padahal, proses pembelajaran di sekolah harus terus berjalan.

Dijelaskan, jika wali murid mengomunikasikan persoalan yang dihadapi dan belum bisa membayar sekaligus, pihaknya juga memakluminya. "Ada yang membayar separo atau bahkan hanya seperempatnya saja. Meski demikian, mereka kami perbolehkan ikut ujian kok,'' tandas Sugianto. Sugianto mengakui pada hari pertama penerapan kebijakan ini direaksi keras wali murid. Dia menjadi sasaran amarah sejumlah wali murid yang tidak sependapat dengan kebijakan itu. "Memang sulit, namun kebijakan ini harus dilaksanakan. Dengan tujuan peningkatan kualitas pendidikan siswa,'' kata kepala sekolah yang belum genap menjabat dua tahun ini.

Ditambahkan, sekolah sendiri sudah memberikan banyak kemudahan bagi siswanya yang rata-rata dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. "Salah satunya adalah bebas membayar SPP mulai kelas I hingga kelas II,'' imbuhnya.

Sejak kelas I hingga kelas II dia tidak henti-hentinya mengingatkan siswanya agar tetap sekolah meski tidak memiliki biaya. Namun, ketika sudah menginjak kelas III, image gratisan tidak bisa dipegang. "Harus ada tanggung jawab yang dimiliki siswa dalam mengenyam pelajaran di sekolah. Salah satunya adalah membayar uang try out, uang UN, dan uang jam tambahan pelajaran," tambahnya.

Sedangkan terkait nasib 30 siswa yang tidak ikut ujian, sedianya Jumat besok diperbolehkan ikut ujian. Dengan syarat harus menunjukkan itikad baik membayar keperluan. "Dibayar sebagian saja pasti akan kami perbolehkan ikut ujian,'' janjinya.jawapos.com


1 komentar:

  1. semua dimulai dari uang,,
    jika ga punya uang ga bisa melakukan apa"..
    ilmu juga butuh uang..

    kapan negara kita benar" bersih dari biaya pendidikan..

    BalasHapus