19.11.08

UN, MIJS Belum Berubah Nama

Sekitar 91 orang siswa kelas enam Madrasah Ibtidaiyah Jenderal Sudirman (MIJS) belum terdaftar sebagai peserta ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN) 2009 mendatang. Diknas Kota Malang hingga Senin kemarin belum menerima usulan nominasi dari sekolah di Jalan Soekarno Hatta tersebut.

Usulan nominasi merupakan syarat mutlak mengikuti UASBN. Apabila usulan tidak masuk, maka siswa tidak terdaftar sebagai peserta UASBN 2009. "Mungkin usulannya masih di cabang diknas Lowokwaru. Kami belum terima," ungkap Suwarjana, kasi Sarpras Dikdas Diknas Kota Malang, kemarin.

Menurut Suwarjana, empat cabang dinas di empat kecamatan telah memasukkan nominasi UASBN. Yakni Kedungkandang, Klojen, Blimbing, dan Sukun. Hanya Lowokwaru saja yang belum memasukkan nominasinya. Padahal dalam waktu dekat, diknas bakal mengirimkan nominasi peserta UASBN itu ke Diknas Provinsi Jatim.

"Karena MIJS ada di wilayah Lowokwaru dan datanya belum masuk, maka belum kami daftarkan," kata pejabat asal Jogjakarta ini.

Suwarjana mengatakan, untuk mendaftarkan nominasi kepesertaan UASBN, ada tiga syarat. Pertama adalah akta dan izin operasional sekolah. Kedua adalah sertifikat akreditasi yang masih berlaku. Dan ketiga daftar nama siswa peserta UASBN plus nomor induk dan NISN (nomor induk siswa nasional). "Mungkin mereka masih proses," katanya.

Bagaimana dengan rencana MIJS berubah nama menjadi SD Islam Insan Amanah? Menurut Suwarjana, SD Islam Insan Amanah itu tidak ada dalam daftar sekolah yang dinaungi Diknas Kota Malang. Sebab diknas hingga kemarin tak pernah mengeluarkan izin operasional untuk SDI Insan Amanah. Yang dinilai legal oleh diknas adalah daftar nominasi dari siswa MIJS. Yang mana harus disertai izin operasional MIJS dan akreditasi MIJS.

"Kami tahunya MIJS. Kalau SD Islam Insan Amanah itu, kami hingga kini belum pernah mengeluarkan izin atas nama itu," katanya.

Suwarjana mengakui, sebelum puasa September 2008 lalu, ada pengajuan pendirian sekolah bernama SD Islam Insan Amanah. Setelah diverifikasi lapangan maupun administrasi, lokasi SDI Insan Amanah itu ada tepat dalam pagar MIJS.

Diknas pun hingga kini masih mempertimbangkan dengan serius pengajuan izin tersebut. Diknas menghindari pendirian sekolah dalam kondisi aset yang dinilai masih dalam sengketa. Setidaknya sengketa itu hingga kemarin masih terus berlanjut secara hukum. "Kalau masih bersengketa, kami memilih menunggu sampai benar-benar selesai," kata Suwarjana.

Pihak sekolah MIJS belum bersedia memberikan banyak keterangan soal kondisi sekolahnya saat ini, termasuk soal nominasi UASBN. Kepala Sekolah MIJS Suyanto MKPd ketika dihubungi via telepon mengatakan akan ada waktu khusus untuk konferensi pers soal MIJS. Pihaknya meminta Radar untuk menunggu kalau ingin bertanya semua hal soal MIJS. "Nanti kami akan undang teman-teman semua," janji Suyanto.

Menurutnya, semua penjelasan soal MIJS akan dirundingkan dulu dengan lembaga. Setelah itu baru akan ada penjelasan kepada wartawan. Suyanto tidak bersedia menyebutkan apa lembaga yang dimaksud. "Ya nantilah," katanya.

Bagaimana dengan munculnya nama SDI Insan Amanah? Suyanto juga tidak bersedia menjelaskan dengan detail. Termasuk apakah SDI Insan Amanah sudah ada legalitasnya atau tidak. Suyanto hanya menjanjikan suatu waktu akan ada konferensi pers. "Nanti dalam launching akan kami jelaskan semuanya. Nantilah," janji Suyanto. jawapos.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar