9.2.09

UI Bangun Perpustakaan Terbesar di Asia

Universitas Indonesia (UI) Depok berencana membangun perpustakaan terbesar di Asia di lahan seluas 24.000 m2 dengan nama Kristal Knowledge. Rencananya perpustakaan tersebut akan mengoleksi 5 juta judul buku dari pelbagai bidang keilmuan.

Rektor Universitas Indonesia Gumilar Rusliwa Soemantri mengatakan, target pembangunan dijadwalkan rampung pada Desember tahun ini. "Kepada saudara yang ingin melanjutkan ke jenjang program S2 dan S3 di UI nanti dapat ikut menikmati fasilitas perpustakaan terbesar di Asia ini," katanya.

Gumilar mengklaim, Kristal Knowledge baru dapat difungsikan tahun 2010. Perpustakaan ini juga merupakan pengembangan dari perpustakaan yang telah ada sebelumnya. Artinya, dari sisi luas, banyaknya buku, tata letak, dan suasana Kristal Knowledge lebih mumpuni ketimbang UPT Perpustakaan Pusat saat ini.

UPT, kata Gumilar, berdiri di lahan seluas 5.926 m2. Yang bangunananya terdiri dari dua bangunan, yaitu Gedung A (1.764 m2) yang berlantai 2, dan Gedung B (4.162 m2) yang berlantai 4.

Lokasinya berdekatan dengan Gedung Rektorat, Fakultas Ilmu Komputer, Fakultas Ilmu Budaya (dulu Fak Sastra) dan menara air. "Rencana strategis UI pada tahun 1998-2003 adalah menetapkan agar UPT Perpustakaan UI menjadi Perpustakaan Universitas Indonesia yang modern menuju Universitas Riset. Sekarang lebih maju lagi," kata dia.

Menurutnya, Kepala UPT Perpustakaan Pusat bertanggung jawab secara langsung kepada rektor, melalui wakil rektor I (Bidang Akademik) dan berfungsi sebagai koordinator untuk perpustakaan-perpustakaan fakultas. Sementara perpustakaan fakultas bertanggung jawab kepada dekan fakultas masing-masing.

Seluruh kepala perpustakaan fakultas dan kepala perpustakaan UI mengadakan pertemuan koordinasi secara berkala. "Kedudukan, tugas pokok, dan fungsi Sistem Perpustakaan Universitas Indonesia Terpadu itu dikukuhkan dengan Keputusan Rektor No 230/SK/R/UI/1999, tanggal 16 Agustus 1999," ujar Gumilar.

Lebih lanjut, kata Gumilar, UI memiliki 12 perpustakaan fakultas, yaitu Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Matematika da Ilmu pengetahuan Alam, Fakultas Tehnik, Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Ilmu Budaya, Fakultas Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Komputer dan Fakultas Ilmu Keperawatan.

"Kristal Knowledge dirancang oleh mahasiswa UI. Perpustakaan ini diharap menjadi perpustakan moderen yang mampu memberikan gebrakan baru," ujarnya. okezone.com


[+/-] Selengkapnya...

5.2.09

Sekolah Itu Menjadi Tempat Teraman

Rani (20), duduk bersimpuh sambil mengelus kepala anaknya, Rizki Bachtiar (8 bulan), Rabu (4/2) siang. Warga Desa Telaga, Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah tersebut merupakan satu dari ratusan warga yang mengungsi, karena rumah mereka terkena longsoran. Ia sudah berada di SD tersebut sejak tiga hari lalu.

Desa Telaga merupakan satu dari sembilan desa di Kecamatan Bantarkawung, yang mengalami bencana tanah longsor. Berdasarkan data dari Kantor Kecamatan Bantarkawung, delapan desa lainnya meliputi Desa Bangbayang, Banjarsari, Cibentang, Karangpari, Waru, Cinanas, Pengarasan, dan Jipang.

Sedikitnya 500 warga yang mengungsi di SD Telaga 02. Secara keseluruhan, jumlah pengungsi di Desa Telaga mencapai sekitar 1.072 jiwa. Selain di SD tersebut, warga juga mengungsi di tenda darurat dan rumah-rumah warga lainnya yang dinilai masih aman.

Rani mengaku tidak pernah menyangka, bencana melanda desanya. Meskipun terletak di wilayah perbukitan, warga tidak siap mengalami kejadian tersebut, karena longsor belum pernah terjadi di sana. "Sampai sebesar ini, belum pernah ada longsor di desa saya," ujarnya.

Selama ini, ia tinggal bersama ayahnya, Munasor (52), suaminya, Cipto (25), dan anaknya, Rizki. Saat kejadian, mereka sedang bersantai di dalam rumah.

"Tiba-tiba, terdengar suara gemuruh dan gemeretak dari lantai serta dinding rumahnya. Saat itu malam har i, hujan deras. Lampu listrik mati dan tetangga-tetangga pada berteriak," katanya.

Bersama dengan keluarganya, Rani berlari menyelamatkan diri. Ia tinggal di masjid desa setempat. Namun karena lokasi masjid juga berdekatan dengan daerah yang terkena longsoran, pada Senin siang ia kembali mengungsi ke SD Telaga 02.

Rani mengaku sedih dengan kejadian tersebut. Ia takut kembali ke rumahnya, karena kondisi tanah perbukitan masih bergerak secara perlahan. Padahal, anaknya membutuhkan tempat yang amam dan nyaman.

Dalam lokasi pengungsian, bayi tersebut hanya tidur beralaskan kasur dan tikar yang digelar di salah satu ruang kelas. Meskipun terbuat dari ubin, lantai sekolah tersebut dingin dan terasa lembab. Saat ini, Rizki juga mulai terserang demam.

Tidak hanya Rani yang mengalami kesedihan akibat harus mengungsi. Kosidin (42) juga terpaksa membawa keluarganya menginap di sekolah tersebut, karena rumah mereka rusak terkena longsor. "Tanah di bawah rumah terbelah, sehingga rumah kami sudah tidak layak huni lagi," tuturnya.

Padahal sebagai petani, ia telah bersusah payah mengumpulkan uang untuk bisa membangun rumah tersebut. Selain dirinya, isteri, dan satu anak, rumah bertingkat dari tembok miliknya juga ditempati keluarga mertuanya, Abdulah (60), serta keluarga adiknya, Mu takin (35). Secara keseluruhan, terdapat 10 penghuni di dalam rumah tersebut.

Meskipun sedih, Kosidin tidak memiliki pilihan lain. Saat ini, sekolah tersebut merupakan tempat yang paling aman untuk mengungsi. Ia berharap agar pemerintah merelokasi warga yang rumahnya rusak terkena longsor.

Kepala SD Telaga 02, Sutomo mengatakan, lokasi SD memang dinilai paling aman, karena jauh dari perbukitan yang longsor. Meskipun dijadikan sebagai tempat pengungsian, siswa tetap diupayakan mendapat pelajaran.

Kegiatan belajar mengajar berlangsung secara bergantian dengan warga yang mengungsi. Namun karena ruang kelas dipenuhi dengan perabotan, seperti kasur, siswa terpaksa belajar secara lesehan dengan menggunakan tikar.

Pada pagi hari, warga terpaksa menunggu di luar, karena ruang kelas digunakan untuk sekolah. "Sekarang sudah ada tenda darurat di sekitar sekolah, kemarin kambing dan sapi juga dibawa ke halaman sekolah ini," katanya.

"Sekolah duduk di lantai tidak apa-apa, masih bisa menerima pelajaran," tutur Ihad Mustakin, siswa kelas IV SD Telaga 02. Meski masih kecil, bocah tersebut mengaku bisa merasakan kesedihan warga di desanya. Oleh karena itu, ia rela bersekolah dengan berda mpingan bersama pengungsi.

Hal senada juga disampaikan Siti Masruroh, siswa kelas VI SD Telaga 02. Karena sekolahnya dinilai paling aman, ia pun tidak keberatan harus sekolah secara lesehan. Gadis kecil tersebut berharap agar bencana yang melanda wilayahnya segera berakhir.

Kepala Seksi Perlindungan Masyarakat, Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Brebes, Mujahidin mengatakan, penggunaan SD sebagai lokasi pengungsian bersifat sementara. Pemerintah akan mengupayakan lokasi lain dengan menggunakan tenda, karena khawatir aktifitas sekolah terganggu.

Saat ini, bantuan tenda yang sudah diberikan meliputi 40 tenda besar, dua unit tenda evakuasi, dan 27 tenda dari PMI. Menurut dia, banyak rumah warga yang rusak karena sebagian besar merupakan rumah semi permanen. kompas.com


[+/-] Selengkapnya...

4.2.09

Sekolah Terendam, Siswa Meliburkan Diri

Banjir yang melanda wilayah Kencong ternyata tak hanya menyebabkan ribuan rumah warga terendam. Banjir ternyata juga mengakibatkan mandeknya kegiatan belajar mengajar (KBM) di beberapa sekolah. Di antaranya KBM di SD Paseban 01, 02, dan 03. Sejak banjir menerjang sekolah mereka Sabtu lalu, banyak siswa tak sekolah. Ini lantaran sekolah mereka terendam luapan Sungai Tanggul.

Sebenarnya para guru siap mengajar, namun tak ada siswa yang masuk sekolah. "Sampai saat ini semua kelas masih terendam air luapan dari sungai yang tangkisnya jebol itu," ujar Ninik Simi, kepala SDN Paseban I. Padahal, para guru telah siap mengajar para siswa yang jumlahnya mencapai 133 orang.

Untuk mengantisipasi adanya siswa yang mau belajar, lanjut dia, tiap hari para guru datang ke posko bersama yang telah disiapkan UPTD Kencong di SD Cakru 02 di Desa Paseban.

"Untuk SD sampai saat ini masih terendam sebatas dada orang dewasa. Ratusan siswa tidak mungkin bisa belajar," paparnya.

Ninik menambahkan, akibat banjir, banyak buku pelajaran yang rusak terendam banjir hingga hilang terbawa arus. "Banyak pula siswa yang mengungsi ke Lumajang maupun ke rumah saudaranya," paparnya.

Menurut Sugiono, kepala SD Paseban 02, meski tidak ada siswa yang masuk, namun para guru siap di posko yang sudah disediakan. Sehingga, bila sewaktu-waktu tenaga dibutuhkan, para guru siap mengajar. "Jumlah siswa di SD Paseban 02 mencapai 225 siswa," ujarnya.

Kondisi serupa terjadi di SD Paseban 03. Sebanyak 107 siswa hingga kemarin belum ada yang masuk karena sekolah terendam banjir.

Atas kenyataan itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jember Drs Achmad Sudiyono MSi mengimbau para siswa tetap masuk sekolah. Lokasi belajar bisa menempati rumah warga yang tidak terendam banjir atau menggunakan posko bencana yang sudah disediakan.

Tak heran bila Heri Suwono, kepala UPTD Kencong, juga telah mengupayakan pembelajaran siswa di rumah-rumah warga yang tidak tergenang air. "Tadi hanya ada 10 anak yang bisa masuk. Itu karena lokasi rumah mereka dekat dengan sekolah. Yang lain, tidak bisa karena air sampai setinggi lutut," jelasnya.

Hingga selasa kemarin, sudah ada tiga posko pendidikan yang dibuka UPTD Kencong. Yakni di SDN Cakru II, SDN Kraton II, dan Kantor UPTD Kencong. "Karena jumlah siswa cukup banyak, masih diperlukan tambahan ruang di rumah-rumah warga," paparnya.

Selain menambah ruang, pihaknya akan mengajukan tambahan buku pelajaran. Terutama untuk SDN Kencong IV karena banyak buku pelajaran yang hanyut terbawa banjir. Sedangkan untuk SDN Paseban 01 sampai 03, masih beruntung karena dokumen-dokumen penting dan buku-buku sekolah hanya basah.

Menurut Heri Suwono, tiga sekolah lain yang juga terendam adalah SDN Kencong IV, Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Kraton, dan SMP Trunojoyo Paseban.

Di lokasi berbeda, pasca banjir menerjang Kecamatan Panti hingga mengakibatkan jembatan putus, aktivitas KBM tetap berjalan lancar. Menurut Kepala UPTD Panti Hartini, sampai saat ini suasana pembelajaran masih kondusif, meski KBM tidak dilaksanakan di dalam kelas, karena menunggu perbaikan jembatan.

"Jumat jembatan putus, Sabtu pagi sudah bisa sekolah seperti biasa di rumah warga," terangnya. Setidaknya ada 92 siswa yang mengikuti pelajaran di rumah Kades dan di rumah-rumah penduduknya. jawapos.com


[+/-] Selengkapnya...

2.2.09

Siswa SLB Di Bogor Diajari Internet

Bogor - Sekolah Luar Biasa (SLB) C Dharma Wanita Kota Bogor membuka laboratorium komputer berfasilitas layanan jejaring komputer sejagat (Internet).

Kepala SLB C Dharma Wanita Kota Bogor, Mumuh W. Sumarto, mengatakan bahwa ada 10 unit personal komputer dan tiga unit laptop bantuan dari Direktorat SLB Depdiknas melalui program pembelajaran (e-learning), pada tahun anggaran 2008.

"Komputer ini bisa dimanfaatkan oleh para siswa untuk menambah keterampilan dan pengetahuan," kata Mumuh W. Sumarto, di Bogor, Jumat, usai diresmikan penggunaannya oleh Walikota Bogor, Diani Budiarto.

Dikatakan Mumuh, meskipun anak didiknya mengalami keterbelakangan mental, tapi dengan diberikannya pengetahuan komputer dan internet, amak diharapkan dapat memotivasi untuk menambah pengetahuan dan wawasan seperti siswa normal pada umumnya.

Melalui laboratorium komputer, kata dia, menjadi media pembelajaran baik bagi siswa, guru, maupun orang tua siswa.

"Jadi, labolatorium tersebut juga bisa dimanfaatkan oleh guru dan orang tua siswa yang ingin belajar komputer, " katanya.

SLB C Dharma Wanita yang berada di Jalan Malabar Kota Bogor, kata dia, sebelumnya telah mengajarkan keterampilan budi daya tanaman hias, kesenian, warung karya, terapi dan olah raga tarung derajat, serta berbagai keterampilan lainnya.

"Dengan dibuka laboratorium komputer ini, maka pengetahuan dan wawasan siswa kami bisa bertambah," katanya.

Dijelaskannya, siswa SLB C Dharma Wanita Kota Bogor saat ini ada sebanyak 90 anak, degan tenaga pendidik 17 guru.

"Jumlah siswa setiap tahun terus bertambah. Pada tahun 2007, jumlah siswa kami cuma 60 siswa," katanya.

Dikatakannya, kurikulum di SLB tidak mengenal tahun ajaran, karena setiap saat siswa bisa berkurang dan bisa bertambah.

"Peningkatan jumlah siswa, tidak perlu harus disyukuri. Tapi, yang harus disyukuri adalah meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya yang bermental terbelakang ke SLB," katanya.

Walikota Bogor Diani Budiarto mengatakan, pendidikan keterampilan di SLB C Dharma Wanita sudah cukup bervariasi.

"Untuk meningkatkan fasilitas di SLB ini, akan dibahas dalam rapat rutin bersama dinas terkait," katanya menambahkan. antara.co.id


[+/-] Selengkapnya...

Kepala Siswa Luka Dipukul Guru

Lima siswa Sekolah Menengah Kejuruan Budidaya Tanaman di Cianjur, Jawa Barat dipukul dengan gembok oleh gurunya, baru-baru ini. Kepala salah seorang siswa bocor sehingga tidak bisa sekolah. Kini, kepala siswa bernama Zaenal pun harus diperban.

Pemukulan dengan gembok diduga karena sang guru kesal terhadap Zaenal dan kawan-kawannya masih berada di kantin sekolah saat sedang diadakan siraman rohani di lapangan. Menurut para murid sang guru memang "killer". Pihak sekolah membenarkan peristiwa tersebut. liputan6.com


[+/-] Selengkapnya...